Jurnalis Yogya Kritik Warganet melalui Film 'Sumbu Pendek'
Tanpa meminta konfirmasi kepada Jumali, sejumlah tetangga menyebarkan dugaan itu melalui sosial media WhatsApp kepada warga kampung lainnya.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Jumali mengatakan, teman-teman memang sudah lama merencanakan ingin membuat karya film.
Tapi karena keterbatasan waktu mereka, proses pembuatan karya baru terlaksana akhir pertengahan tahun 2017 kemarin.
Bahkan alat-alat yang dipakai dalam pembuatan film ini adalah alat yang biasa mereka pakai liputan, di tambah properti milik pribadi.
Film berdurasi 9.35 menit ini akhirnya rampung dan menjuarai berbagai kompetisi film.
Seperti juara ketiga lomba videogram anti hoax oleh Polres Balikpapan, dan juara 1 dalam Anugerah Sastra dan Seni UGM 2017.

Bayu Sejati menambahkan, film ini muncul setelah para wartawan Yogya ingin merasakan sesuatu hal yang baru di luar kesibukannya.
Baca: Olivia Ditemukan Tewas, Bintang Film Panas Kelima yang Meninggal Dalam 3 Bulan Terakhir
Akhirnya berawal dari ngopi-ngopi di sebuah kafe tempat jujukan para wartawan berkumpul, tercetuslah film ini.
Dan Jumali sendiri yang didapuk memerankan toko utama.
Bayu mengatkan, peran Jumali dalam film ini adalah sosok yang unik.
Tokok yang memiliki karakter dan wajah yang unik dapat membuai penonton masuk ke dalam film itu.
"Kami tidak akan berhenti di sini, kalau ada kesempatan kami akan memproduksi film lagi, dan mengikutkan dalam kompetisi atau festival-festival film," tandasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)