Isi Kuliah Umum di Stipram, Ini Tiga Pesan Utama Kapolda DIY Kepada Mahasiswa
Kapolda DIY menitipkan tiga pokok pesan utama yang merupakan kondisi aktual yang terjadi saat ini.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
"Saya curiga Narkoba ini masuk dalam bagian perang proxy war, karena mayoritas Narkoba yang disita masuk dari luar negeri. Para terangka yang kita tangkap dari warga negara asing (WNA) ternyata tidak menggunakan narkoba, karena mereka tau bahanya Narkoba," imbuh dia.
Dalam kesempatan itu, Dofiri juga menjelaskan bahwa posisi negara Indonesia saat ini dikepung dari semua sudut dalam kaitannya ancaman perdagangan barang haram lintas negara.
"Jika ini tidak kita lawan, kita bisa kehilangan satu generasi karena masalah narkoba. Negara kita darurat Narkoba," ujar dia menjelaskan.
Ia juga menerangkan bahwa dari data yang ada saat ini, peredaran terbesar Narkoba dalam penggunanya dikalangan pelajar dan mahasiswa urutan pertama ada di kota Yogyakarta.
Baca: Oknum Anggotanya Tertangkap Karena Narkoba, Ini Tanggapan Polres Kulonprogo
"Ini karena jumlah mahasiswa yang ada di Yogyakarta sebagai kota pendidikan banyak sekali," paparnya.
Pesan kedua yang dilontarkan oleh perwira polisi peraih Adhimakayasa tahun 1989 ini yakni kaitannya dengan penggunaan Internet.
Menurutnya, internet saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Selain memudahkan ternyata internet terutama media sosial juga bisa menjadi tantangan bagi keberagaman Indonesia.
"Saat ini kita hidup di dua zaman, dunia nyata dan Dumai maya. Kalau dunia nyata ada tata kerama, sopan santun dan ada batasannya. Tetapi kalau di Medsos sudah hilang, tidak ada tata kerama karena orangnya tidak pernah ketemu. Akibatnya, banyak orang suka maki-maki ada di media sosial," jelasnya.
"Apalagi dengan berita hoax. Ini tambah parah. Media sosial itu beda dengan media konvensional ya. Di media konvensional seperti koran, ada keprofesionalan. Ada pimred, Redaktur dan ada Reporter, semuanya bekerja sesuai kode etik, tapi di medsos, dia cari sendiri, nulis sendiri, upload sendiri," terang Dofiri.
Dikatakan Dofiri, masyarakat saat ini sudah begitu gandrung akan teknologi.
Sehingga kemanapun pergi pasti tidak lepas dari handphone sebagai alat komunikasi, membaca berita dan siang sosial. Jadilah generasi saat ini menjadi generasi menunduk.
"Dimana-mana banyak kita jumpai orang- orang menunduk. Menunduk bukan sedang andap ashor, tapi sedang melihat gadgetnya masing-masing," ujar Dofiri.
Pesan yang ketiga yakni tentang Intoleransi, radikalisme dan terorisme.
