Khofifah Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan PPPAT
Dalam proses pelaksanaan operasional PPPAT ini akan saling bersinergi dengan pihak dinas sosial.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Menteri Sosial Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pusat Penelitian, Pengembangan dan Layanan Anak Terpadu (PPPAT) di Kantor Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Kementrian Sosial RI, Selasa (9/1/2018).
Hadir pula dalam acara tersebut, Sekjen Kementrian Sosial RI Hartono Laras, Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial Harry Z Soeratin, Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto, Perwakilan Tahir Foundation Linda dan beberapa pejabat dinas terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial Harry Z Soeratin mengatakan bahwa Yogyakarta memang menjadi lokasi yang paling siap untuk PPPAT.
"Karena Yogyakarta tanah sudah siap dan tidak perlu melakukan pembebasan lahan atau bangunan," katanya.
Baca: Kapan Khofifah Mundur dari Mursi Mensos? Ini Jawaban Pak Jusuf Kalla
Kepemilikan tanah oleh dinas sosial juga jadi pertimbangan tersendiri.
Artinya, dalam proses pelaksanaan operasional PPPAT ini akan saling bersinergi dengan pihak dinas sosial.
Tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) juga telah disiapkan untuk operasional PPPAT mendatang.
Keberadaan PPPAT ini diharapkan menjadi tempat pelayanan masalah anak.
"Di tempat ini kami harap anak-anak akan terdidik kreatif agar menjadi enterpreneur di masa depan, Yogyakarta kota pengembangan penelitian ilmu akan membuat program jadi maksimal," kata Harry.
Sementara Khofifah sebelum melakukan peletakan batu pertama sempat berujar, pendirian PPPAT adalah realisasi impiannya membangun pusat pelayanan anak yang lebih kompeten.
"Sudah lama saya impikan PPPAT ini agar layanan untuk anak Indonesia maksimal," katanya.
Baca: VIDEO : Galanggo, Start Up Bikinan Mahasiswa UGM yang Bergerak di Bidang Aksi Sosial
Dijelaskan Khofifah, dalam pembuatan PPPAT ini ia memakai pelayanan anak bernama Research Children Center di Beijing, Cina sebagai sumber duplikasi.
Sistem ini diklaim Khofifah sudah sangat sesuai dengan standar pelayanan anak utamanya anak korban kasus kriminal atau anak terlantar.
Meski tidak sama 100 persen namun Khofifah berharap hasil keberadaan PPPAT ini juga bermanfaat sama seperti Research Children Center.
"Jadi polanya akan diatur seperti Research Children Center bahwa anak juga harus memahami budaya lokal, Yogyakarta kental dengan budayanya," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)