Sisi Lain Makam Banyusumurup
Awan Gelap dan Kilatan Petir Iringi Pemindahan Makam Raden Ronggo Prawirodirdjo III
Dari kotak itu pula pada 1957, makamnya dibongkar dan kerangkanya dipindahkan ke Magetan.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Pusara tanpa nisan inilah bekas makam Raden Ronggo Prawirodirdjo lll. Jenazah menantu Sultan HB II dipindahkan ke Magetan pada 1957
Dandels kemudian mengirim pasukan khusus, bersiasat dengan Patih Danurejo II, untuk menuntaskan misi. Pangeran Dipokusumo, saudara Pangeran Diponegoro, dijadikan panglima perang.
Ndalem Maospati diserbu, namun kosong. Raden Ronggo sudah memindahkan kubu ke Wonosari, Madiun beserta 100 pengikutnya yang tersisa. Ia diburu, lari ke Kertosono.
Dipokusumo akhirnya bertemu Raden Ronggo. Dengan tombaknya sendiri, Kyai Bleber, Raden Ronggo akhirnya tumbang di hadapan Dipokusumo. Jenazahnya tiba di Yogyakarta pada 21 Desember 1810.
Setelah dipertontonkan di muka umum, hari berikutnya jasadnya dimakamkan di Banyusumurup, bersatu dengan kuburan Pangeran Pekik, Pangeran Lamongan, dan Roro Oyi. (*)
Berita Terkait