Pengalaman Berkesan bagi Kolektor Miniatur Lokomotif, Sering Rebutan di Lapak Online
Tak mudah mengoleksi miniatur lokomotif, terutama jika barang yang dicari merupakan koleksi terbatas.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Tak mudah mengoleksi miniatur lokomotif, terutama jika barang yang dicari merupakan koleksi terbatas.
Hal tersebut dialami kolektor miniatur lokomotif, Kunto Wibisono.
Pengalaman rebutan di situs jual beli online pun tak luput ia alami.
“Cukup sering saya rebutan dengan kolektor lain di toko online. Kalau ada produk baru itu pasti rebutan,” kenangnya sambil tertawa.
“Stoknya juga terbatas biasanya. Jadi kalau keduluan yang lain ya sudah durung rejekine gitu aja,” sambungnya.
Saat ini, Kunto mengamati jenis miniatur lokomotif yang sedang digandrungi adalah lokomotif Indonesia.
“Kalau ada model yang mirip atau sama dengan kereta Indonesia pasti banyak yang minat,” ungkapnya.
Namun kini Kunto belum berniat lagi menambah koleksinya.
Angka dolar yang cukup tinggi membuatnya enggan berbelanja benda koleksinya tersebut.
“Kalau tambah koleksi sementara enggak. Konsen ke anak-anak, mengawal hobi mereka. Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya,” papar Kunto yang kini mendukung hobi kedua putranya mengoleksi Hot Wheels dan Lego ini.
“Nambah koleksi kalau ada lelangan murah ya tidak apa-apa. Tapi kalau beli baru dengan 13.5 dolar belum dulu,” jelasnya.
Memang, mengoleksi miniatur kereta ini membutuhkan kocek dalam untuk dapat dibawa pulang.
Mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah, tergantung jenis dan keunikan masing-masing lokomotif atau gerbong.
“Pembagian jenis, ada diesel, uap, dan listrik. Untuk kalangan pehobi ada US dan Eropa. Kalau Eropa lebih unik dan lucu-lucu bentuknya. Ada juga model Indonesia, tapi pembuatnya sedikit dan harganya tinggi,” urainya.(*)
