AP I Jamin Produk UMKM Kulonprogo Bakal Dijual di Bandara Temon

Masing-masing produk dipajang semenarik mungkin sehingga bisa mengundang perhatian pengguna jasa penerbangan dan berujung transaksi.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
PT Angkasa Pura I memberikan pelatihan kewirausahaan batch 3 bagi warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Balai Desa Palihan, Temon, Kamis (23/11/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - PT Angkasa Pura I menjamin bahwa produk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Kulonprogo nantinya bisa terakomodasi dalam bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) ketika sudah beroperasi.

Dengan begitu, potensi lokal bisa terangkat.

Hal itu disampaikan Direktur Pemasaran dan Pelayanan, PT AP I, Mochammad Asrori, Kamis (23/11/2017).

Menurutnya, Angkasa Pura I selalu melibatkan UMKM sebagai pengisi tenant (gerai) usaha di tiap bandara yang dikelolanya.

Masing-masing produk dipajang semenarik mungkin sehingga bisa mengundang perhatian pengguna jasa penerbangan dan berujung transaksi.

"Ada jaminan mereka bisa masuk karena untuk oleh-oleh kan butuh yang lokal. Kita selalu punya UMKM," kata Asrori seusai membuka pelatihan kewirausahaan bagi warga terdampak proyek NYIA di Balai Desa Palihan, Temon, Kamis (23/11/2017).

AP I sebagai pengelola bandara dalam hal ini akan melakukan passengers profiling (membaca profil penumpang) terkait penempatan produk lokal ini.

Utamanya untuk menyelaraskan kategori produk dengan karakter penumpang dalam flow (arus) penumpang dari tiap maskapai penerbangan.

Langkah ini cukup mempan untuk mendapatkan segmen pembeli yang tepat atas produk tersebut.

Dicontohkannya, untuk toko buku, biasanya gerai akan ditempatkan pada sisi flow penumpang maskapai tertentu yang memiliki minat baca tinggi sehingga mereka tertarik mengunjungi toko tersebut.

Selain itu, pengaturan pemajangan juga akan dilakukan seksama dengan tata pencahayaan dan letak, dekorasi toko, dan lain sebagainya.

Ada tim operational marketing yang akan selalu mengevaluasi tiap gerai dari sisi display hingga penjualan.

Hal yang sama akan dilakukan pula untuk gerai produk UMKM.

Jika pelaku usaha lokal ini belum bisa memiliki gerai tersendiri, bisa digabungkan dengan tenant lain dengan karakter produk serupa.

Menurut Asrori, sebelum bandara NYIA beroperasi pihaknya akan menggelar tenant gathering untuk merumuskan tata letak dan seleksi produk apa saja yang akan dipajang di area bandara.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved