Luar Biasa, Dosen UAD Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak

Diharapkan dengan alat ini dapat mengurangi sampah plastik yang memiliki sifat susah terurai.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Dosen teknik kimia UAD Zahrul Mufrodi kembangkan alat untuk mengubah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Diharapkan dengan alat ini dapat mengurangi sampah plastik yang memiliki sifat susah terurai. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dosen teknik kimia UAD Zahrul Mufrodi kembangkan alat untuk mengubah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.

Diharapkan dengan alat ini dapat mengurangi sampah plastik yang memiliki sifat susah terurai.

Penggunaan plastik di kehidupan semaki meningkat.

Plastik dipilih karena fleksibel, ringan, tahan terhadap korosi dan memiliki sifat insolasinya yang cukup baik.

Dengan semua kelebihannya itu, plasti banyak digunakan.

Dan dari data yang diperoleh, konsumsi plastik di Indonesia, mencapai 10 kg perkapita per tahun.

Namun dibalik kelebihannya itu, plastik sangat sulit terurai di dalam tanah, dan memerlukan waktu bertahun-tahun agar dapat terurai.

Dari keprihatinan tersebut, Zahrul Mufrodi memulai penilitian untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.

Baca: Jernih dan Birunya Lautan Karibia Tertutupi Gelombang Sampah Plastik

Bila dapat dimanfaatkan, maka akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yakni mengurangi problem sampah plastik dan menghasilkan energi yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber negeri fosil.

"Bahan plastik memiliki kandungan energi yang tinggi, maka potensi pemanfaatanya sebagai salah satu sumber engeri memiliki prospek yang cukup bagus di masa mendatang," ujarnya Senin (20/11/2017).

Zahrul mengubah plastik menjadi bahan bakar dengan menggunakan prinsip pirolisis.

Sampah plastik dipanaskan sekitar 500 derajat celcius sehingga fasenya akan berubah menjadi gas.

Gas yang dihasilkan kemudian dikondensasikan untuk mendapatkan minyak plastik.

Ia mengerangkan, alat pirolisis yang dibuat dilengkapi dengan pengontrol suhu, pengukur tekanan dan kondensasi bertingkat sehingga didapatkan degradasi hasil yang berbeda.

Ia memaparkan Hasil bahan bakar minyak dengan titik kondensasi yang lebih rendah memiliki spesifikasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan titik kondensasi yang lebih tinggi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved