Keren! UGM Kembangkan Rudal yang Mampu Terbang Rendah dan Tidak Terdeteksi Radar

Rudal yang dinamakan Pasopati ini akan dikembangkan selama tiga tahun ke depan.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
IST
Tim riset Aeronautika UGM berhasil terbangkan Rudal Pasopati di Lanud Gading, Gunungkidul, Minggu (12/11/2017) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi.

Peluru kendali atau rudal generasi pertama yang dibuat oleh grup riset Aeronautika UGM sukses melakukan uji terbang di Lanud Gading, Wonosari, Minggu (12/11/2017).

Rudal yang dinamakan Pasopati ini akan dikembangkan selama tiga tahun ke depan.

Di tahun pertamanya saat ini, tim yang diketuai Dr Gesang Nugroho, fokus pada desain dan manufaktur rudal dengan jarak tempuh 30 – 50 km.

Jarak tempuh dan akurasi terus ditingkatkan hingga pada tahun ketiga mencapai target 100 km.

Gesang mengatakan, rudal ini dimanakan Pasopati sesuai dengan senjata tokoh pewayangan, Arjuna.

Tim riset Aeronautika UGM berhasil terbangkan Rudal Pasopati di Lanud Gading, Gunungkidul, Minggu (12/11/2017)
Tim riset Aeronautika UGM berhasil terbangkan Rudal Pasopati di Lanud Gading, Gunungkidul, Minggu (12/11/2017) (IST)

"Pasopati serupa anak panah yang mampu melesat dengan kecepatan, akurasi dan kemampuan yang luar biasa. Dari Panah Pasopati itulah tim rudal UGM terinspirasi,” terangnya.

"Rudal elektrik tahun pertama ini didesain untuk dapat melakukan misi penyerangan target atau sasaran diam dengan terbang rendah agar tidak terdeteksi radar" tambahnya.

Baca: Kisah Menegangkan, Pilot Tempur Indonesia Buru Jet Australia. Rudal Nyaris Ditembakkan!

Secara detil Gesang mengungkapkan, Rudal Pasopati mempunyai beberapa data, yaitu penggerak elektrik menggunakan Electric Ducted Fan (EDF) dengan jarak jangkauan sejauh 30 - 50 km, memiliki kecepatan jelajah berkisar 100-200 km/jam dan mampu membawa payload kurang lebih 2 kg.

Penggunaan electric ducted fan (EDF) dipilih karena memiliki karakteristik yang mirip dengan turbojet namun memiliki keuntungan tambahan yaitu lebih mudah dikendalikan.

Selain itu, penggunaan EDF pada tahap awal ditujukan untuk mendapat data kendali untuk perkembangan selanjutnya.

Secara penampang, Rudal Pasopati generasi pertama ini memiliki panjang 170 cm, diameter 17 cm, berat kosong 0,9 kg.

Lebih lanjut, M Agung Bramantya PhD yang memimpin uji terbang kali ini mengatakan, penelitian rudal merupakan hal strategis yang harus dikuasai oleh suatu bangsa yang ingin berdaulat.

Tim riset Aeronautika UGM berhasil terbangkan Rudal Pasopati di Lanud Gading, Gunungkidul, Minggu (12/11/2017)
Tim riset Aeronautika UGM berhasil terbangkan Rudal Pasopati di Lanud Gading, Gunungkidul, Minggu (12/11/2017) (IST)

Ia menyebut, para peneliti di UGM yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa dari berbagai fakultas telah memulai dan sukses melakukan uji terbang rudal Pasopati generasi pertama.

Hal tersebut selain membanggakan, namun juga membuka tantangan dan peluang baru untuk mengembangkannya.

Ia berharap bentuk karya penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.

"Grup riset Aeronatika membuka peluang seluas-luasnya untuk bekerjasama dalam pengembangan riset dan teknologi dirgantara dari semua pihak demi kedaulatan bangsa," tukasnya

Adapun, dalam uji terbang kali Rudal Pasopati dapat take off dan terbang secara stabil.

Pasopati mampu menyelesaikan misi jelajah secara autonomus dengan ketinggian 100 m, kecepatan maksimum 130 km/jam dan jarak 5 km untuk waktu terbang sekitar 3 menit.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved