Farid Stevy Asta Ingin Ajak Pengguna Media Sosial Ikut Berkarya
Satu diantara seniman yang ikut andil dalam gelaran Biennale Jogja XIV yang dilaksanakan Kamis (2/11/2017) adalah Farid Stevy Asta.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan reporter tribunjogja.com Wahyu Setiawan Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM YOGYA - Satu diantara seniman yang ikut andil dalam gelaran Biennale Jogja XIV yang dilaksanakan Kamis (2/11/2017) adalah Farid Stevy Asta.
Sebelumnya, selain musisi, Farid sendiri memang dikenal sebagai perupa yang ulung.
Event kedua yang ia ikuti ini dirinya mengangkat tema tentang 'Habis Gelap Terbitlah Curhat'.
"Ada 2 poin yang ingin saya sampaikan, yang pertama inklusif dan yang kedua realitisme," ujarnya kepada tribunjogja.com
Dirinya menambahkan maksud dari inklusif itu sendiri adalah yaitu mengajak orang lain masuk dalam karya seninya.
Terbukti dari coretan-coretan yang dibuat oleh Farid berasal dari celotehan para pengikutnya di media instagram.
Lanjutnya, Realitisme ini dirinya menekankan bahwa dunia maya atau media sosial itu sendiri merupakan media yang real meski tidak real dalam arti yang sesungguhnya.
"Karya saya memang saya pilih dari kolom komentar," ujarnya.
Karya ini terpampang di lantai satu Jogja National Museum. Karya para seniman ini masih bisa dinikmati hingga 10 Desember mendatang. (*)