Ini Dia Pentingnya Deteksi Dini untuk Mencegah Glaukoma
Glaukoma disebut sebagai 'si pencuri kelihatan' karena dapat berkembang tanpa disadari oleh penderitanya sampai terjadi kerusakan penglihatan.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf mata kronis dan progresif yang disebabkan oleh peningkatan bola mata.
Glaukoma disebut sebagai 'si pencuri penglihatan' karena dapat berkembang tanpa disadari oleh penderitanya sampai terjadi kerusakan penglihatan yang lanjut.
Kebutaan yang disebabkan Glaukoma berasal dari kerusakan saraf mata akibat tekanan bola mata, baik absolut maupun relatif, dan kebutaan karena Glaukoma bersifat menetap.
Angka kejadian Glaukoma di dunia mencapai 64.3 juta pada populasi usia 40-80 tahun.
Diperkirakan akan mencapai 76 juta orang pada tahun 2020.
Di Indonesia Glaukoma mengenai sekitar 1.2% penduduk.
Penyakit ini menyerang semua usia, jenis kelamin, dan tingkat ekonomi.
Glaukoma memiliki prognosis yang baik apabila ditemukan dalam tahap dini dan segera diberikan terapi seawal mungkin.
"Glaukoma itu silent disease (tidak menimbulkan gejala). Maka perlu deteksi dini untuk mengetahuinya." Ujar Dokter Spesialis Glaukoma RS Dr Yap, dr Erin Ardianti, SpM, MSc kepada tribunjogja.com, Senin (30/10/2017).
Cara mengetahui adanya Glaukoma yaitu dengan screening pada tahap dini.
Untuk kelompok usia diatas 40 tahun disarankan mengikuti screening setiap 3 tahun sekali, namun kalau sudah resiko terkena Glaukoma screening sebaiknha setiap setahun sekali. (*)
