Suriname, Negeri nan Jauh di Amerika Selatan Tapi 'Rasa' Jawa. Warganya Mengidolakan Didi Kempot

Didi Kempot serta lagu keroncong Mus Mulyadi dan Waljinah juga dengan mudah ditemukan di Suriname.

Penulis: Hanin Fitria | Editor: Ikrob Didik Irawan
ist
Suriname (insert: Didi Kempot) 

TRIBUNJOGJA.COM – Banyak sekali kisah-kisah unik di Negara Republik Suriname.

Dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda merupakan sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.

Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis pada sisi Timur dan Guyana pada sisi barat.

Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di Utara berbatasan dengan Samudera Atlantik.

Di suriname sendiri tinggal sekitar 75 ribu orang suku Jawa.

Orang jawa yang tinggal di sana dibawa dari Hindia Belanda antara tahun 1890-1939 untuk menjadi buruh dan bekerja di perkebunan tebu.

Wilayah Suriname dikenal mulai abad ke-15, ketika bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana.

Duyana merupakan satu daratan luas yang terletakdi Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco.

Banyaknya populasi orang Jawa di Suriname membuat tradisi dan adat istiadat khas suku Jawa banyak tersebar disana.

Tak terkecuali dengan agama yang ada di Suriname, yaitu agama Islam yang mencapai 15%.

Selain agama, seni budaya suku Jawa juga berkembang pesat di Suriname.

Seni budaya seperti tari-tarian, kesenian Djaran Kepang (Kuda Lumping), Ludruk, Reog dan kabaret menjadikan Suriname seperti berada di tanah Jawa.

Lagu-lagu berbahasa Jawa, baik asli dari Indonesia maupun karya seniman Suriname, juga menjadi favorit masyarakat di sana.

Masyarakat Suriname keturunan Jawa pada acara-acara terntentu menggunakan lagu-lagu pop berbahasa Jawa dan Indonesia.

Lagu yang paling digemari untuk dimainkan dalam acara-acara yaitu lagu yang berjudul "Pulang Jo" asal Manado, Sulawesi Utara.

Tak hanya lagu asal Manado, beberapa lagu dari grup band Wali, misal "Baik-Baik Sayang" juga sangat populer.

Bahkan lagu dari band Wali sering dibawakan oleh musisi Suriname.

Didi Kempot serta lagu keroncong Mus Mulyadi dan Waljinah juga dengan mudah ditemukan di Suriname.

Bahkan, para musisi Indonesia itu sudah berulang kali manggung di Suriname.

Didi Kempot kali pertama dikenal di Suriname pada 1980.

Albumnya saat itu langsung mendapat anugerah album terbaik.

Hingga kini, dia masih populer di industri musik Suriname. 

Bukan hanya orang Jawa yang berada di Suriname saja yang menyukai lagu Didi kempot, namun orang-orang Suriname memang menggemari musik keroncong dan campursari.

Tak jarang ditemukan, grup band rock di Suriname membawakan lagu-lagu karya mereka dalam bahasa Jawa, hal yang justru jarang atau tak pernah terjadi di Indonesia saat ini. (Tribun Jogja, Hanin Fitria)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved