Ini Cerita Menyentuh Mahasiswa UNY Saat Dampingi Suku Kokoda yang Minim Pengetahuan Kesehatan
Sungai kecil di depan kampung Warmon kokoda meluap, bahkan jalan-jalan di area perumahan warga terendam air yang tingginya mencapai betis kaki.
MBN mengaku memilih pertanian sebagai salah satu aspek yang intens diperkenalkan kepada warga karena mereka menilai hal ini jauh lebih mudah untuk masyarakat ketimbang beternak.
"Memang ada beberapa ekor Sapi, Kambing dan bahkan Ayam berkeliaran di kampung itu, namun hewan-hewan itu hanya dibiarkan lepas begitu saja. Tidak ada usaha untuk meningkatkan produktivitas dari hewan ternak itu. Karena itu kami lebih fokus untuk memperkenalkan mereka ke teknik bertani, karena tumbuhan dapat dipanen secara cepat sehingga hasilnya bisa segera dirasakan oleh warga. Selain itu juga biaya untuk bercocok tanam jauh lebih murah ketimbang berternak," sambung Fathurahman.
Selain bertani, MBN juga menggalakkan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan bagi warga Warmon Kokoda.
Jujur saja, keadaan di sana sangatlah jauh dari kata bersih.
Warga Warmon Kokoda terbiasa berjalan tanpa menggunakan alas kaki ketika berjalan-jalan di luar rumah.
Belum lagi kesadaran mereka untuk menjaga kebersihan diri yang sangat kurang dan juga masalah sanitasi yang buruk.
"Banyak penyakit yang dihasilkan dari sanitasi yang buruk. Contohnya saja seperti Malaria, banyak sekali kubangan yang ada di wilayah kampung terisi dengan jentik nyamuk dan ini berbahaya bagi warga. Selain itu juga banyak warga, terutama anak-anak, yang sakit atau hanya sekedar luka. Oleh warga biasanya hanya diberi pengobatan tradisional saja, tapi kemudian anak-anak ini tetap bermain di tempat yang kotor seperti kubangan air dan tanah berlumpur. Jangan heran kalau menemukan ada anak kecil berenang di kubangan bekas banjir sambil tertawa-tawa. Itu sudah jadi hal yang lumrah di sini," ujar Esa Hilma Aulia, mahasiswa Ilmu Ekonomi anggota MBN.
Meski lumrah untuk anak-anak kecil Warmon Kokoda, namun kebiasaan itu tetap dapat mengakibatkan masalah kesehatan nantinya.
Untuk itu MBN berusaha untuk memberikan pengertian tentang pentingnya kesehatan bagi warga Warmon Kokoda.
Mulai dari mengajak anak-anak masuk kelas dan membaca bersama hingga hanya sekedar mengajak mereka mengenakan pakaian dan sandal ketika keluar rumah.
Mengajak mereka melakukan gosok gigi masal sekampung pun MBN lakukan untuk memperkenalkan pola hidup yang bersih dan sehat.
"Kami bekerja sama dengan Puskesmas terdekat untuk mengadakan program Posyandu dan juga cek kesehatan setiap akhir bulannya. Alhamdulillah kegiatannya berjalan lancar, hanya saja partisipasi dari warga masih tergolong rendah. Terlebih dari orangtuanya, ada beberapa dari mereka yang masih enggan mengonsumsi obat-obat kimia dan lebih memilih pengobatan tradisional," lanjut Esa.
Walaupun begitu, MBN yakin dengan komunikasi yang baik warga Warmon Kokoda akan dapat memahami bahwa pola hidup yang bersih dan sehat sangat penting untuk diterapkan.
Maka dari itu MBN menitikberatkan program kesehatan mereka dengan literasi hidup yang sehat.
Warga pun akhirnya sedikit banyak sadar bahwa kesehatan merupakan poin yang penting dalam kehidupan dan hal itu harus dijaga.