Tingkatkan Kompetensi Penanganan Medik, PRB Hadapi Kendala di Lapangan
Program Rujuk Balik (PRB)terkendala pasien yang tidak bersedia mengikuti program dengan alasan yang beraneka ragam.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pelaksanaan Program Rujuk Balik (PRB) tidak bisa berjalan mulus.
Ada beberapa kendala yang dialami di lapangan.
Kepala Puskesmas Tegalrejo, dr Prie Aka Mahdayanti menjelaskan bahwa permasalahan tersebut meliputi pasien yang tidak bersedia mengikuti PRB dengan alasan yang beraneka ragam.
"Ketika dirujuk balik ternyata obat yang diberikan di rumah sakit ada yang tidak tersedia di rekanan apotek BPJS. Kemudian mereka berfikir, apa untungnya ikut rujuk balik, obatnya aja nggak ada. Ini permasalahannya," ungkap Mahdayanti dalam Seminar Ilmiah Kupas Tuntas Permasalahan Rujuk Balik, di Aula RS Jogja, Rabu (27/9/2017).
Selain itu, lanjutnya, ada pasien yang merasa tidak mantap ketika ditangani kalau bukan dengan dokter spesialis yang bersangkutan.
"Padahal dari dokter spesialis sudah mengatakan bisa dilanjutkan ke PPK 1 (Faskes 1)," ucapnya.
Kemudian kendala lain juga berasal dari rumah sakit itu sendiri. Misalkan ada rumah sakit yang hanya menyampaikan secara lisan bahwa pasien yang bersangkutan bisa dirujuk balik, namun tidak disertai dengan lembaran atau surat yang dibawa ke PPK 1.
"Ada juga terkait riwayat pasien sudah stabil namun belum dirujuk balik dari rumah sakit," bebernya.
Berbagai kendala tersebut, imbuhnya, sebenarnya bisa diatasi dengan menerapkan visi, misi, dan komitmen yang sama dari seluruh unsur yang terlibat PRB.
Mulai dari Dinas Kesehatan, FKTP, FKTL, BPJS, dan jejaring apotek PRB.(*)