Program Bayi Tabung Tidak Ditanggung BPJS

Ada beberapa penyebab infertilitas, mulai dari saluran telur yang buntu, kualitas sperma yang tidak bagus, serta telur yang susah berkembang.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Kurniatul Hidayah
Suasana Klinik Infertilitas Permata Hati di RSUP Dr Sardjito. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Terdapat sekitar 2,4 juta pasangan di Indonesia yang membutuhkan bayi tabung.

Hal tersebut disebabkan oleh masalah infertilitas atau masalah kesuburan yang menimpa pasangan yang mendambakan keturunan.

Dokter Spesialis Kandungan RSUP Dr Sardjito, dr Sofwal Widad SpOG(K) menjelaskan, bahwa ada beberapa penyebab infertilitas tersebut.

Mulai dari saluran telur yang buntu, kualitas sperma yang tidak bagus, serta telur yang susah berkembang.

Sementara itu, pasangan yang mengalami masalah infertilitas tidak bisa langsung mendapatkan solusi dengan bayi tabung.

Hal itu dikarenakan beberapa kondisi.

"Kadang saluran telur buntu, tapi tidak tahu karena tidak diperiksakan. Atau kualitas sperma kurang tapi suami tidak pernah diperiksa," ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (11/9/2017).

Alasan lain adalah karena tidak ada akses ke bayi tabung, mengingat untuk memiliki anak melalui program bayi tabung harus dilakukan dengan biaya mandiri alias tidak ditanggung BPJS.

"Selain itu, mereka juga tidak tahu harus ke mana," tambah Widad.

Terkait program bayi tabung yang tidak dicover BPJS, Widad menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pandangan antara WHO dan pemerintah Indonesia.

WHO sudah mengatakan bahwa infertilitas merupakan suatu penyakit.

Hal itu dikarenakan bila pasangan mengalami infertilitas, maka dampaknya bisa menjalar ke mental, psikis, sosial, fisik, hingga memicu keinginan untuk bunuh diri.

"Di Indonesia, infertilitas tidak ditanggung JKN. Padahal melalui infertilitas tersebut muncul beberapa masalah, dampak penyakit, sosial, psikologi," ungkapnya.

Ia menegaskan, bahwa maslaah infertilitas harus dikonsultasikan dengan dokter yang ahli di bidangnya.

Hal itu untuk mengungkapkan masalah apa yang sebenarnya terjadi pada kesuburan pasangan.

Selanjutnya bisa dicarikan solusi, apakah dengan bantuan pengobatan atau melalui program bayi tabung.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved