Loh Loh. . . ! Replika Pesawat dan Gong Golong Giling di Pasar Seni Gabusan
Replika pesawat dan juga gong golong gilig yang berada di depan Pasar Seni Gabusan (PSG) dipindahkan.
Penulis: dnh | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Replika pesawat dan juga gong golong gilig yang berada di depan Pasar Seni Gabusan (PSG) dipindahkan.
Keberadaan dua benda berukuran besar tersebut dianggap membahayakan karena lapuk dan termakan usia, apalagi dalam waktu dekat Bantul Expo akan digelar di tempat tersebut.
Pantauan Tribun Jogja, pada Senin (24/7) di depan PSG kini hanya menyisakan tulisan Pasar Seni Gabusan saja.
Gong berwarna hitam dan pesawat berwarna silver dan kombinasi warna kuning sudah tidak ada lagi di bagian belakang tulisan Pasar Seni Gabusan, kedua benda tersebut dipindahkan ke bagian belakang PSG pada akhir pekan kemarin.
Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi mengatakan dua benda itu dipindahkan karena dianggap membahayakan, terlebih pada Jumat (28/7) hingga Minggu (6/8) akan digelar Bantul Expo di PSG.
Gong maupun pesawat dianggap sudah rapuh dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan maka dipindahkan.

"Kemarin dicek kan sudah keropos ya, khawatirnya kalau ngebruki. Ini kan mau event Bantul Expo, demi keamanan kita pindahkan ke belakang dan itu memang pak Bupati sudah lama memerintahkan untuk memindahkan," kata Subiyanta kepada Tribun Jogja, Senin (24/7).
Selain demi keamanan, pemindahan juga dilakukan untuk menyegarkan wajah pasar yang dibangun pada 2004 atau 13 tahun lalu ini serta agar tampak lebar.
Subiyanta mengatakan, selama ini ada kesan bahwa PSG adalah kompleks perumahan TNI karena adanya pesawat yang diletakan di bagian depan.

Terkait dengan rencana kedepan mengenai nasib gong dan pesawat menurut Subiyanta akan dibahas kembali, wajah PSG pun akan lebih ditekankan dan mewujudkan nuansa sebagai sebuah pasar seni, seperti yang dikehendaki Bupati Suharsono.
Selain dengan dipindahkannya gong dan pesawat diharapkan menjadikan akses ke PSG khsususnya untuk bus lebih baik.
Ada rencana, bus yang dari Yogyakarta ke Parangtritis untuk diarahkan masuk ke PSG. Ini sebagai upaya untuk memperkenalkan bahwa Bantul juga memiliki ikon yakn sebuah pasar seni.
Seperti diketahui bersama, dalam kurun waktu bertahun-tahun PSG mengalami masalah minimnya tingkat kunjungan.
Menjadi PR bagi Pemerintah Kabupaten Bantul untuk menggeliatkan PSG dan tidak hanya ramai saat event tertentu saja.

Dinas Perdagangan yang saat ini mengurusi terkait PSG pun berharap rencana itu bisa lekas diimplementasikan dan menggeliatkan PSG kembali.
"Sebetulnya saya kalau bisa segera, karena itu urusannya di (Dinas) Perdagangan ya. Kalau bisa sesegera mungkin, kita harus berkoordinasi dengan lintas OPD. Parkir bus masuk itukan urusannya (Dinas ) Perhubungan, kita nyegat bus masuk ke komplek itu aturannya bagaimana yang tau persis kan Perhubungan," kata Subiyanta.(tribunjogja.com)