Jangan Remehkan Gejala Awal Diabetes!

Penyakit diabetes menjadi persoalan banyak negara karena masih belum bisa disembuhkan secara total

Penulis: gil | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tribun Jogja/Ikrar Gilang
Talkshow “Gangguan Mata Karena Diabetes dan Pola Asupan Nutrisi” yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran UGM pada Rabu (12/7/2017) di gedung perputakaan FK UGM. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penyakit diabetes menjadi persoalan banyak negara karena masih belum bisa disembuhkan secara total.

Data dari Badan Kesehatan PBB (WHO) menyebut, Indonesia menempati urutan keempat pasien diabetes terbanyak mencapai

Pakar penyakit dalam dan Endokrinologi Fakultas Kedokteran (FK) UGM dr.R. Bowo Pramono, Sp.PD., KEMD. menyampaikan, data dari WHO menyebut ada 8,4 juta penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2000.

Jumlah tersebut diperkirakan akan naik mencapai 21,3 juta di tahun 2030.

"Pentingnya masyarakat untuk mengetahui apakah mengidap diabetes dengan cek gula darah dan jangan menyepelekan gejala awalnya," ungkap dr. Bowo pada Rabu (12/7/2017).

Ia memaparkan, gejala awal terdiri dari terjadi penurunan berat badan tanpa sebab jelas, sering merasa lapar, serta sering kencing terutama di malam hari.

Gejala lainnya yang kerap muncul seperti cepat lelah dan mengantuk, luka sulit sembuh, pengelihatan kabur, dan terjadi disfungsi ereksi.

“Jika gejala ini muncul sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter, begitu juga bagi yang memiliki risiko diabetes seperti penderita hipertensi, dislipidemia, jantung koroner, maupun obesitas,” terangnya.

Yang menjadi keprihatinan saat ini adalah makin meningkatkan komplikasi penyakit diabetes yakni kebutaan pada kornea.

Ahli kesehatan mata FK UGM Prof.Dr.Suhardjo,S.U., Sp.M(K)., mengungkapkan, diabetes sering disebut sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penderitanya. Sementara saat diketahui, biasanya penderita sudah mengalami berbagai komplikasi, termasuk gangguan pengelihatan.

“Diabetes ini bisa mengakibatkan komplikasi dan sepertiganya terjadi pada mata seperti retinopati diabetika yang bisa mengakibatkan kebutaan,” jelasnya.

Dalam talkshow “Gangguan Mata Karena Diabetes dan Pola Asupan Nutrisi” ini Suhardjo menyampaikan bahwa diabetes dapat memperberat kelainan pada mata.

Penyakit ini bisa menurunkan sensitivitas kornea, penurunan kepadatan serabut syaraf secara mikroskopis, dan menimbulkan predisposisi ulkus neuropatik.

Ia juga memaparkan hasil survei yang dilakukan di DIY menunjukkan prevalensi renopati diabetika terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Bahkan, terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita seiring pertambahan usia dengan penderita terbanyak pada usia 70-an.

Hasil survei di DIY tahun 2014-2015 prevalensi retinopatika diabetika mencapai 43,1%. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved