Singkong Sebenarnya Bisa Menjadi Tanaman Mematikan
Glikosida sianogenik dapat diproses dengan cepat oleh enzim untuk melepaskan hidrogen sianida yang mematikan.
TRIBUNJOGJA.COM - Venezuela telah mengalami kekurangan pangan selama beberapa tahun namun keadaant tampaknyasemakin memburuk.
Orang-orang beralih ke pasar gelap untuk mendapatkan makanan.
Tahun lalu, tiga perempat orang dewasa tanpa sengaja kehilangan rata-rata 8,6 kg.
Malnutrisi sedang meningkat dan orang-orang terpapar makanan mematikan.
Sedikitnya 28 orang meninggal akibat makan singkong pahit, yang salah mengartikannya sebagai varietas yang manis.
Singkong atau dikenal juga dengan nama manioc dan yuca, adalah makanan pokok bagi sekitar 700 juta orang di seluruh dunia.
Tanaman ini berasal Amerika Selatan namun dibawa ke Afrika oleh penjelajah abad ke-17 dan kemudian diperkenalkan ke Asia. Singkong tumbuh subur di daerah beriklim tropis.
Tanaman ini sangat tangguh, bertahan di mana banyak tanaman lainnya mati dan lebih banyak kalori daripada kentang.
Seringkali masyarakat miskin mengandalkan singkong untuk kelangsungan hidupnya.
Daun dan umbi dari tanaman singkong dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan.
Umbinya mirip dengan kentang dan bisa disiapkan dengan berbagai cara: direbus, digoreng, atau dihaluskan.
Di Venezuela pada tahun 2015, gerai McDonald's menawarkan kentang goreng singkong saat mereka tidak bisa memegang kentang.
Ubi juga bisa digiling menjadi tepung, yang bisa digunakan dalam kue dan roti. Di sebelah barat, singkong paling dikenal dalam bentuk tapioka.
Tapi tanaman serbaguna dan kenyal ini memiliki satu kelemahan yang signifikan: singkong mentah dan tidak diolah merupakan sumber sianida.
Semua bagian tanaman singkong mengandung glikosida sianogenik yang membantu mempertahankannya terhadap hama.
