Menyamar Sebagai Gadis 14 di Internet, Pria Ini Tangkap Seorang Pedofil
Rignall tertangkap basah membawa sebuah tenda dan beberapa alat bantu seks dalam tasnya.
TRIBUNJOGJA.COM - Samir Rignall (46) melakukan perjalanan ke Hereford untuk bertemu dengan gadis 14 tahun pujaannya. Mereka berkenalan di sebuah situs kencan 18 tahun plus.
Tapi nyatanya gadis 14 tahun itu palsu belaka. Alih-alih bertemu dengannya, Rignall justru berhadapan dengan seorang pemburu pedofil, David Poole, dan juru kameranya.
Rignall tertangkap basah membawa sebuah tenda dan beberapa alat bantu seks dalam tasnya.
Sebelum penangkapan Rignall mengenakan mantel merah terang dan topi flat. Ia sedang berdiri di luar pintu masuk stasiun kareta api di Hereford.
Tak lama kemudian polisi datang setelah David menghubungi nomor darurat 999.
Di pengadilan Worcester Crown Court, ia mengaku bersalah, mencoba bertemu dengan gadis di bawah 16 tahun.
Rignall juga mengakui menghasut seorang bocah 13 – 15 tahun untuk berhubungan seks dengannya.
David juga berasal dari Hereford. Ia bilang, Rignall sempat menjanjikan akan mengajak gadis 14 palsu itu ke hutan.
“Saya berbicara dengannya selama sekitar empat minggu,” ujar Poole.
Ayah tiga anak ini mendirikan Divis H, sebuah kelompok pemburu pedofil setelah anaknya menjadi sasaran kejahatan seksual online.
Beragam cara ia lakukan untuk menjerat pada pedofil itu, salah satunya dengan masuk ke forum pedofil dengan menyamar sebagai seorang gadis 14 tahun.
“Saya bilang kepadanya, umur saya 14 tahun, tapi ia bilang itu tidak masalah. Usia, dan hal-hal seperti itu, tidak masalah baginya,” ujar Poole.
Setelah mengobrol cukup intens, keduanya membuat janji untuk bertemu di Sabtu pukul 13.00 waktu setempat di sebuah kafe di dalam stasiun kereta.
Ketika hendak mencari tempat yang dirasa tepat, David—dengan membawa foto profil dari situs kencan tempat ia berkenalan dengan Rignall—mendekati Rignall.
David bertanya, apakah pria dalam foto itu benar dirinya, tapi Rignall menolak mentah-mentah. Itu bukan dirinya, akunya.
Rignall terus berputar-putar di sekitar stasiun, mungkin mencari kereta untuk melarikan diri. Sementara David menelepon polisi sembari mengikutinya.
Tak lama kemudian, polisi muncul di supermarket stasiun, David mematikan kamera, dan Rignall pun ditangkap.
Penangkapan ini terjadi setelah seminggu sebelumnya polisi West Mercia mengeluarkan peringatan kepada David dan timnya untuk tidak menangkap pelaku pedofil sendiri. Mereka ingin masyarakat percaya pada kepolisian.
“Mengidenfitikasi dugaan pedofilia sebaiknya diserahkan kepada kepolisian,” ujar Kepala Detektif John Robert, dilansir dari Metro.co.uk.
Tindakan “main hakim sendiri” ini dilakukan David bukan tanpa alasan.
Menurutnya, polisi kurang sigap dalam menangani persoalan ini. Lebih-lebih setelah putranya, Brandon (16), menjadi sasaran jaringan pedofil online.
“Saya mengatur status saya di situs kencan 18 plus sedemikian rupa. Saya menggunakan foto pasangan saya—tentu dengan izinnya—saat berusia 18 tahun. Ia tampak begitu muda dan cantik,” ujar David.
“Semakin banyak dari mereka yang dipenjara, semakin aman keselamatan anak-anak kita.” (intisari-online)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											