Omah Petroek Karangklethak, Berwisata Sekaligus Belajar Keberagaman

Omah Petroek sendiri, dulunya digunakan sebagai tempat menulis dan mencari inspirasi oleh Sindhunata (Budayawan sekaligus penulis).

Editor: oda
tribunjogja/gilang satmaka
Pengunjung di Omah Petroek. 

Selain itu, pengunjung dapat mempelajari seni budaya yang berada di sekitar Omah Petroek, serta mengenal Ekologi Pluralisme.

Pengunjung akan diajak melihat karya-karya seni berupa patung dan lukisan yang penuh dengan sarat makna.

Diantaranya langgar tombo ati, dengan patung Gusdurnya, sanggah Hindhu, dan patung Banteng raksasa.

Pengunjung juga akan diceritakan sejarah tempat tersebut, dan kemudian bisa mencicipi minuman khas Omah Petroek.

Omah Petroek juga mengenalkan kebudayaan jawa.

"Salah satu pengenalan yang dilakukan dalam tour kecil kita, yaitu juga untuk mengenalkan kebudayaan Jawa kepada para pengunjung, seperti pengenalan tari, dan mengenal gamelan Jawa . Jika ada kegiatan, kita akan mengajak pengunjung melihat berbagai atraksi kesenian juga, seperti pagelaran wayang", ujar Antok.

Konsep persaudaraan dan pluralisme menjadi salah satu yang ditonjolkan Omah Petroek.

"Dengan masyarakat sekitar kita sangat terbuka, makanya kita tidak membuat pagar pembatas. Agar Omah Petroek juga dekat dengan warga", ujar Antok.

Pengunjung memilih suvenir oleh-oleh.
Pengunjung memilih suvenir oleh-oleh. (tribunjogja/gilang satmaka)

Ada banyak karya seni yang menggambarkan pluralisme di Omah Petroek. Salah satunya relief pada 'Gerbang Perdamaian', yang menggambarkan Gusdur sedang naik Barongsai. Lalu ada relief tentang lima unsur agama di Indonesia.

Walau begitu Omah Petroek bukan bisa dikunjungi rombongan wisatawan besar dengan spontan.

"Jika ada rombongan wisatawan dalam jumlah besar (satu bus), mereka harus reservasi dulu, agar nantinya bisa kami persiapkan segala sesuatunya. Kalau hanya rombongan kecil, tidak perlu reservasi dan pasti akan kita dampingi dalam tour singkat", ujar Antok.

Di akhir tour singkat tersebut, pengunjung bisa mencicipi seduhan wedang jahe kencur hangat khas Omah Petroek di sebuah angkringan sederhana yang telah disediakan.

Sambil bercengkrama, pengunjungpun bisa membeli oleh-oleh khas Omah Petroek, seperti kaus, lukisan, gantungan kunci dan buku-buku karya Sindhunata. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved