Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
Tak Ada Panitia Diksar Mapala Datang Beri Penjelasan, UII Pun Tak Rinci
Kematian Asyam, mahasiswa semester empat UII itu kini masih menjadi tanda tanya bagi pihak keluarga.
Penulis: akb | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bendera putih tanda berduka masih terpasang di pohon samping rumah orangtua almarhum Syaits Asyam (19) di Jetis RT 013 RW 013 Caturharjo Sleman, Senin (23/1/2017) siang.
Jajaran kursi di bawah tenda di rumah tinggal putera tunggal dari pasangan Abdullah dan Sri Handayani masih terlihat.
Syaits Asyam, merupakan satu korban meninggal dari dua mahasiswa peserta Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala UNISI Mahasiswa UII Yogyakarta.
Kegiatan merenggut dua nyawa itu digelar di Hutan Tlogodringo Desa Gondosuli Tawangmangu Karanganyar.
Baca: BREAKINGNEWS: Korban Meninggal Diksar Mapala Bertambah, Orangtua Sudah Datang di Rumah Duka
Kematian Asyam, mahasiswa semester empat UII itu kini masih menjadi tanda tanya bagi pihak keluarga.
Bekas luka di sejumlah bagian tubuh menjadi dugaan adanya kekerasan terhadap Asyam.
Lilik Margono (52), Paman Asyam mengatakan, hingga kini pihaknya belum menerima penjelasan dari pihak penanggungjawab maupun panitia kegiatan itu. Padahal pihaknya membutuhkan kejelasan
"Tidak ada pembicaraan, dari penanggunjawab atau panitia yang datang dan menjelaskan," ujarnya saat ditemui di rumah duka.
Lilik mengatakan, sejumlah pejabat kampus UII telah mendatangi rumah duka. Namun belum ada penjelasan rinci terkait kegiatan yang merenggut nyawa itu.
Ucapan duka yang diberikan belum memberi penjelasan fakta kejadian di lapangan.
"Melihat kondisi Asyam siapa yang tega, penuh luka," ungkap Lilik yang tampak mencoba untuk tegar.