Kekerasan dalam Diksar Mapala UII
Panitia Mapala UNISI Tak Segera Hubungi Keluarga Peserta yang Masuk Rumah Sakit
Ia sangat kecewa dengan panitia penyelenggara. Pasalnya, ada peserta yang sakit, panitia tidak segera mencari bantuan ke nomer telepon darurat.
Penulis: akb | Editor: oda
Syarat Prestasi
Raut wajah penuh dengan kesedihan terpancar jelas pada Sri Handayani (46).
Air mata beberapa kali mengalir ketika wanita itu saat menceritakan sejumlah prestasi tingkat nasional maupun internasional anak semata wayangnya yang telah menghadap Sang Kuasa.
Asyam (19) merupakan putra hasil pernikahan Handayani dengan Abdullah.
Senin (23/1/2017) siang, Handayani mengungkapkan ada panggilan sayang darinya untuk putra tunggalnya itu.
'Pak Mentri' begitulah panggilan hangatnya terhadap Asyam. Kebiasaan menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif.
"Anaknya aktif. Dari kecil super sibuk dari subuhan sampai sore," ungkap Handayani ketika dijumpai di kediamannya Jetis RT 013 RW 013 Caturharjo Sleman.
Kesibukan itu menurutnya dilakukan Asyam untuk membuat prestasi yang dapat membanggakan orangtua dan keluarga. Tak sia-sia memang. Sejumlah prestasi di bidang pengetahuan alam diraih Asyam.
Dua medali emas International Science Project Olympiade (ISPRO) bidang kimia tahun 2014 di Jakarta diraih Asyam saat di bangku SMA.
Kemudian prestasi yang membanggakan keluarga dan mengharumkan nama Indonesia didapatkan Asyam tahun 2014 di Belanda.
Pemuda itu mendapatkan medali emas bidang kima pada ajang International Environment Sustainability Project Olympiad (INESPO).
"Dia telah membanggakan mengharumkan orangtua, dan sudah mengharumkan bangsanya. Di Belanda di ketemu bu Menteri Luar Negeri yang sekarang, Retno Marsudi. Terus diundang sama pak Jokowi," kisahnya dengan penuh kebanggaan.
Sebelum menjadi mahasiswa UII pendidikan formal Asyam dimulai dari SD Muhammadiyah Sleman, SMPN 1 Sleman, dan SMA Internasional Kesatuan Bangsa.
Dapat melanjutkan pendidikan di London dan menjadi Menristek adalah sebagian cita-cita putra dari Handayani.
Akan tetapi nyatanya Tuhan telah berkehendak lain. Asyam meninggal dunia dengan dugaan adanya kekerasan saat mengikuti Diksar Mapala.
Handayani mengatakan, pengakuan serta luka yang ada di tubuh Asyam membuatnya sangat sedih. Hingga sakaratul maut, Ia menemani putera tuggalnya.
"Dia minta diputer, saya kira ranjangnya diputer bagaimana. Ternyata badannya minta diputer ke kanan menghadap ke saya untuk terakhir kali," tutur Handayani. (*)