Batik Ayu Arimbi, Satu Batik Khas Yogyakarta yang Diminati Masyarakat Mancanegara

Hal itu tentunya merupakan sebuah kebangaan dan kehormatan tidak hanya bagi Yogyakarta melainkan Indonesia.

Penulis: abm | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Septiandri Mandariana
Beberapa anggota Kelompok Ayu Arimbi memperlihatkan karya batik yang mereke ciptakan dalam acara Festival Gebyar Batik Desa Dan Kampung Wisata DIY, Sabtu (15/10/2016) kemarin di PKKH UGM. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dewan Kerajinan Dunia, World Craft Council (WCC) telah menobatkan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia, 18 Oktober 2014 lalu di Dongyang, Tiongkok.

Yogyakarta pun dinilai telah memenuhi tujuh kriteria dengan baik yaitu nilai historis, orisinalitas, regenerasi, nilai ekonomi, ramah lingkungan, mempunyai reputasi internasional dan mempunyai persebaran luas.

Hal itu tentunya merupakan sebuah kebangaan dan kehormatan tidak hanya bagi Yogyakarta melainkan Indonesia.

Di balik gelar kehormatan itu, tentunya ada peran masyarakat yang berusaha untuk terus melestarikan salah satu warisan budaya dari nenek moyang ini. Salah satunya yang dilakukan oleh warga Plalangan, Pandowoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak tahun 2013 lalu, mereka membentuk sebuah kelompok bernama Ayu Arimbi untuk melestarikan dan memproduksi batik-batik khas mereka.

Rustiwati, salah satu anggota Ayu Arimbi menuturkan, setiap daerah yang ada di Yogyakarta memiliki ciri khasnya masing-masing. Begitupun dengan Ayu Arimbi, mereka memiliki ciri khasnya sendiri lewat warna-warna yang mereka tunjukan. Rustiwati mengatakan, warna yang digunakan pada setiap batiknya warna-warna yang cukup mencolok dan full colour.

"Kami pun memiliki ciri khas lainnya, yaitu motif Sinom Parijoto Salak. Kami pun memiliki motif-motif lainnya yang merupakan kombinasi antara motif-motif khas Yogyakarta," ungkap Rustiwati saat ditemui Tribun Jogja, Sabtu (15/10/2016) kemarin di PKKH UGM dalam acara Festival Gebyar Batik Desa Dan Kampung Wisata DIY.

Berkat ciri khasnya tersebut, batik dari Kelompok Ayu Arimbi pun mulai banyak diminati oleh masyarakat. Tidak hanya oleh para wisatawan dari daerah lain di Indonesia, namun juga wisatawan mancanegara. Kata Rustiwati, ada beberapa wisatawan yang telah menggunakan produk dari Kelompok Ayu Arimbi. Di antaranya ada dari Hungaria, Amerika, Malaysia, Australia, Brunai dan masih banyak lagi.

"Batik itu kan warisan budaya leluhur. Jika tidak dilestarikan dan terua dibudayakan, batik bisa saja punah. Kami sebagai masyarakat tidak mau hal itu terjadi. Kami pun tentunya menurunkan pengetahuan yang kami miliki kepada para generasi muda. Dan Alhamdulillahsekarang mulai banyak generasi muda yang tertarik untuk belajar membatik," paparnya.

Festival Gebyar Batik Desa Dan Kampung Wisata DIY diikuti oleh kelompok-kelompok desa dan kampung wisata yang terus melestarikan batik hingga saat ini. Tidak hanya melibatkan peserta dari desa dan kampung wisata dari DIY, namun juga melibatkan dari provinsi lainnya, yaitu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Festival ini sendiri digelar pertama kalinya oleh Forum Komunikasi Desa dan Kampung Wisata DIY bersama Dinas Pariwisata DIY. Sigit Istiarto dari Forum Komunikasi Desa dan Kampung Wisata DIY menuturkan, potensi batik yang dimiliki oleh DIY sangatlah besar, dan dapat melambungkan nama kota budaya ini lewat batiknya.

Terbukti dengan banyaknya batik-batik yang diciptakan oleh masyarakat Yogyakarta banyak diminati oleh masyarakat dunia. Hal itu menurut Sigit tidak terjadi di salah satu desa atau kampung wisata, namun banyak terjadi di desa wisata lainnya. Maka dari itu, lewat festival ini pihaknya ingin melakukan penguatan bagi batik-batik yang ada di DIY.

"Empat kabupaten dan satu kota yang ada di DIY memiliki desa wisatanya masing-masing yang melestarikan batik. Lewat inipun kami ingin memberi pengetahuan, bahwa batik itu bukan sekedar cara membuat batik, namun ada juga filosofi dan nilai-nilai budaya yang ada di dalamnya," ujar Sigit. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved