Rumah Makan Ikan Bakar Slengseng Jogja, Hadirkan Ikan Bakar Khas Bali di Kota Pelajar
Bumbu dan cara pengolahan, menghasilkan hidangan ikan bakar yang gurih dan bumbunya benar-benar merasap ke dalam daging ikan.
Penulis: Hamim Thohari | Editor: Ikrob Didik Irawan
Pembakarannya pun menggunakan serabut kelapa dimana membuat ikan memiliki citarasa yang khas dan hasilnya "smoked" (seperti ikan asap).
Bumbu dan cara pengolahan, menghasilkan hidangan ikan bakar yang gurih dan bumbunya benar-benar merasap ke dalam daging ikan.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Sate lilit
Sambal Matah
Ikan bakar slengseng ini semakin mantap disajikan bersama sambal matah khas Bali. Untuk sup ikan, Gede Astika menggunakan ikan mai-mai dan tuna.
Dipilihnya kedua ikan tersebut karena dirasa paling pas dimasak dengan kuah sup yang bening tetapi kaya rempah.
Daging ikan yang cenderung padat, sehingga tidak mudah hancur saat dimasak dengan kuah.
Rasa rempah yang kuat nan segar, akan terasa saat mencicipi menu ini. Bau amis pun tidak terasa saat menyantapnya.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Sup ikan
Selian kedua menu tersebut, ayam betutu, sate lilit, dan nasi campur adalah menu lainnya yang bisa pengunjung pesan di rumah makan yang setiap harinya buka dari jam 10.00 hingga 20.00 tersebut.
Harga yang dipatok oleh Gede Astika pun cukup terjangkau. Nasi campur dapat dinikmati dengan harga Rp15 ribu, sedang untuk ikan bakar slengseng per porsinya Rp22 ribu.
"Kami juga punya menu paket dengan harga Rp35 ribu, yang berisikan nasi, sup, ikan bakar, ikan bakar, dan sambal matah," pungkas Gede Astika. (tribunjogja.com)
