Yayasan Semin Luncurkan Gerakan Melawan Eksploitasi Seksual Anak
Meningkatnya kunjungan wisatawan bisa memberi dampak negatif berupa menjamurnya praktik prostitusi di Yogyakarta.
Penulis: gil | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meningkatnya kunjungan wisatawan bisa memberi dampak negatif berupa menjamurnya praktik prostitusi di Yogyakarta.
Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (Samin) Yogyakarta menilai perlunya penguatan dalam keluarga dan perhatian lebih dari pemangku kebijakan.
Yayasan Samin meluncurkan program gerakan melawan eksploitasi seksual anak online, perjalanan dan wisata seks anak di Yogyakarta.
Koordinator program, Suranto mengatakan, kondisinya di Yogyakarta cukup memprihatinkan.
"Bertumbuhnya hotel-hotel itu rentan masuknya praktik eksploitasi anak. Misalnya saja sudah terjadi di daerah Parangkusumo," ujar Suranto kepada Tribun Jogja pada Kamis (8/9/2016).
Walaupun ia tidak bisa memaparkan data tentang praktik prostitusi di DIY, Suranto menyebut masih banyak pihak yang menyepelekan fenomena ini.
Saat ini perlu adanya dorongan kepada pemangku kebijakan dan masyarakat untuk lebih sadar dan peduli tentang persoalan ini.
Persoalan prostitusi anak atau remaja, jelas Suranto, tidak lain karena kemudahan akses pornografi.
Saat ini LSM-nya bergerak memberikan edukasi tentang manfaat dan bahaya penggunaan media sosial.
Sosialisasi dilakukan di berbagai sekolah-sekolah dan bekerjasama dengan berbagai pihak maupun forum.
Pun juga dimaksudkan untuk membentuk jaringan perlindungan bagi para korban.
Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) RI menilai perlunya sinergi antar LSM di tiap daerah untuk menanggulangi dan mencegah fenomena prostitusi dan kekerasan terhadap anak.
Asisten Deputi Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kemenpppa RI Muhammad Ihsan mengatakan, Kementerian mempunyai program yang disebut Tiga (3) End, yakni Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak; Akhiri perdagangan manusia; dan Akhiri kesenjangan akses ekonomi bagi perempuan.
Sinergitas antar LSM diperlukan untuk mensukseskan program tersebut, jelas Ihsan. Baginya, fokus pemerintah saat ini pada upaya pencegahan.
Fokus pada upaya penanganan dirasa kurang efektif, karena kasus terus bermunculan.
"Faktanya, upaya terus dan masih dilakukan, tapi kasus masih banyak dan terus bermunculan sehingga fokusnya diubah pada upaya pencegahan. Caranya paling efektif adalah edukasi langsung ke masyarakat, khususnya orang tua dengan bantuan LSM karena pemerintah tidak bisa kerja sendiri," tutur Ihsan. (tribunjogja.com)