Sekar akan Eksplorasi Seni Tari dan Seni Peran

Sedari kecil, Sekar Sari memang suka menari hingga menyeriusinya dengan ikut menari tarian klasik Yogyakarta di Ndalem Pujokusuman.

Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: oda
tribunjogja/gaya lufityanti
Sekar Sari 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di balik kesuksesan film Siti, akting Sekar Sari mampu menggugah emosi penontonnya. Namun siapa sangka, karakter Siti justru diperankan oleh seorang penari.

Sedari kecil, Sekar Sari memang suka menari hingga menyeriusinya dengan ikut menari tarian klasik Yogyakarta di Ndalem Pujokusuman. Bakat menarinya pun membuatnya ikut tergabung dalam beberapa proyek kreatif drama tari.

Hingga lambat laun, Sekar memberanikan diri untuk mengembangkan tarian kontemporer.

Beranjak kuliah, Sekar sempat mencicipi ilmu Hubungan Internasional di UGM untuk jenjang strata 1. Mengambil minat diplomasi budaya, akhirnya Sekar menemukan keterkaitan antara diplomasi negara dan seni tari yang menjadi hobinya selama ini

“Tarian seringkali digunakan.sebagai alat diplomasi budaya, kemudian saya mendapatkan kesempatan untuk eksplorasi lebih dalam,” ujar dara kelahiran 23 Desember 1988 ini.

Runner up Diajeng Jogja inipun juga terlibat dalam proyek pengarsipan yang berkaitan dengan seni tari berjudul ‘Recording The Future’ dan ‘Daily Life of Indonesia’.

Mantan presenter TVRI inipun juga tergabung dalam Forum Diskusi Seni Budaya bernama Kawung. Forum ini mewadahi penari-penari muda untuk berkumpul dalam sebuah ruang bincang seni pertunjukan.

Di tengah kesibukannya, Sekar kemudian melanjutkan studi masternya ke Inggris untuk memperdalam pengetahuannya tentang seni tari.

Awalnya, Sekar sempat merasa kewalahan karena studi sebelumnya tidak berkaitan dengan tari. Karenanya dia harus belajar ekstra keras untuk menyusul teman-teman kuliahnya.

“Kalau teman-teman yang lainnya hanya melanjutkan, saya harus memulai dari awal, mulai dari struktur tari, analisa gerak tari dan lain-lain. Namun akhirnya bisa menemukan sangkut pautnya dengan apa yang dipelajari selama ini,” kenang Sekar yang sempat meneliti tentang sendratari Panji di Bali dan Thailand untuk thesisnya ini.

Proses yang bergulir sejauh ini, membuat Sekar makin mengetahui minatnya pada seni tari dan seni peran. Keingintahuan dan tantangan justru membuatnya ingin mendalami dua seni tersebut.

“Kedua dunia itu terasa nyaman, sehingga saya berniat untuk eksplorasi lagi terutama pada kajian akademis dan prakteknya,” lanjutnya.

Sepulang dari Inggris, Sekar mengaku ingin update apa saja yang berkembang dari seni tari dan seni peran di Yogyakarta.

Dengan mengetahui medan yang ada saat ini, dara yang sempat menari di event Asian Culture Festival di Denmark berkeinginan untuk mengaplikasikan yang sudah dipelajari selama ini dan mengembangkannya lagi. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved