Mendikbud Jalankan Rencana Full Day School untuk Pendidikan Karakter
Menanggapi pro dan kontra yang ada di masyarakat, Muhadjir mengatakan, hal ini karena belum banyak yang mengetahui program ini.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr. Muhadjir Effendy menjelaskan, akan tetap menjalankan kebijakan full day school.
Dia mengatakan, kebijakan ini cukup baik diterapkan karena berkaitan dengan pendidikan karakter siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Insyaallah (tetap jalan). Ini berkaitan dengan pendidikan karakter SD dan SMP,” jelasnya usai melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah Imogiri, Rabu (10/8/2016).
Menanggapi pro dan kontra yang ada di masyarakat mengenai wacana kebijakan ini, Muhadjir mengatakan, hal ini karena belum banyak yang mengetahui program ini.
Dalam hal ini, dia pun menambahkan, tidak ada jeleknya jika sekolah ikut menanggung tanggung jawab pengawasan siswa secara menyeluruh.
“Ga ada jeleknya sekolah bisa menanggung (jika full day school diterapkan). Mereka belum tahu saja,” jelasnya.
Hanya, lebih lanjut, Muhadjir enggan berkomentar panjang lebar mengenai teknis dari pelaksanaan wacana kebijakan ini. Dia pun sempat berdiam ketika dicecar pertanyaan beberapa wartawan mengenai hal ini.
“Pokoknya nanti yang baik-baik saja lah,” katanya singkat.
Kompeten
Adapun dalam paparannya di SMK Muhammadiyah 1 Imogiri, Muhadjir menyinggung tentang pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi ini, adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.
Dalam hal ini, kata Muhadjir, antara perusahaan atau industri akan menyerap siswa SMK karena keahliannya. Sehingga, tidak ada lulusan SMK yang menganggur.
Menurutnya, sejauh ini, lulusan yang bisa langsung dipakai ilmunya untuk diterapkan dalam dunia kerja masih cukup kurang.
“Ada pesan dari pak Presiden, lulusan yang kompetitif di Indonesia masih kurang untuk menghadapi persaingan internasional. Apalagi, memasuki era MEA, dimana tenaga kerja asing pun dapat mudah masuk ke Indonesia, kita dituntut lebih kompetitif,” ulasnya.
Dia juga menambahkan, Indonesia adalah negara paling besar dengan luas wilayah hampir sama dengan Eropa. Untuk itu, warga diharapkan bisa dan harus pandai menjaga kedaulatan negara.