Kelulusan UN Tingkat SMA di DIY
Nilai Rata-rata UN DIY Menurun dari Tahun Lalu, Beberapa Faktor Ini Dinilai Jadi Penyebabnya
Jika rata-rata seluruh DIY pada tahun lalu mencapai 61.14, kini turun menjadi 57.41.
Penulis: una | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rona Rizkhy Bunga Chasana
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dari hasil Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2015/2016 yang dirilis oleh Disdikpora DIY pada Jumat (7/5/2016) kepada media, terlihat angka penurunan rata-rata nilai dari tiap kabupaten dan kota ketimbang pada tahun 2014/2015 lalu.
Jika rata-rata seluruh DIY pada tahun lalu mencapai 61.14, kini turun menjadi 57.41.
SMAN 3 Yogyakarta yang mendapatkan peringkat 2 pada program IPA dan peringkat 4 se-DIY pada program IPS di UN tahun ajaran 2015/2014, juga mengalami penurunan nilai rata-rata UN.
Hal tersebut disampaikan oleh Waka Kurikulum SMA N 3 Yogyakarta, Ichwan Aryono.
"Rata-rata kami memang turun, secara keseluruhan menurun," ujarnya.
Pihaknya juga telah melakukan rapat awal mengenai penyebab turunnya nilai rata-rata. Dan analisis awal yang mungkin menjadi penyebab ada 3 hal yaitu, kemungkinan mengenai pelaksanaan UN yang berbasis komputer (UNBK) yang baru saja diterapkan, kemudian karakteristik kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi, dan adanya penambahan prosentase Higher Order Thinking Skills.
Sementara itu, ketika ditanyakan ke beberapa siswa, diantara mereka merasa kaget karena soal kisi-kisi yang ada dalam try out sangat berbeda dengan yang ada pada UN.
Selain itu, penyelenggaraan UNBK yang dibagi beberapa sesi menurut mereka juga akan mengubah mental siswa.
Karena mereka beranggapan bahwa ujian di pagi hari akan lebih baik karena siswa lebih bersemangat. Hal-hal itulah yang mungkin menyebabkan siswa menjadi tidak terbiasa saat ujian.
"Pertama, soal try out sangat beda saat UN dan lebih susah. Mungkin buat UN adik kelas besok bisa lebih banyak tryout karena kemarin kurang feel saat tryout. Mungkin kalau UN nya CBT ya try ou nya CBT juga seluruhnya. Terus kadang tidak terbiasa juga dengan pembagian sesi yang ada karena mental pagi itu lebih bagus dan lebih seger. Mungkin ke depan waktunya antara PBT dan CBT bisa disamakan karena ada isu kecurangan kemarin mungkin juga karena ada perbedaan waktu. Walaupun sebenarnya lebih enak jika ujian dalam sehari satu soal. Lebih bagus lebih fokus," ujar Kirana Haning Kusuma.
Adanya penurunan nilai tersebut juga akan menjadi evaluasi dari Disdikpora DIY. Pihak Disdikpora diakui Kadarmanta Baskara Aji akan melakukan analisis lebih lanjut terhadap 20 sekolah dengan ranking terbawah.
Apakah ada yang salah dalam metode pembelajaran ataukah ada faktor lainnya.
"Kami belum melakukan analisis. Namun, sekolah mana yang dapat nilai terendah maka akan dilatih guru mata pelajarannya agar bisa meningkatkan prestasi siswanya ke depan. Dan biasanya setelah pelatihan itu, peringkat mereka akan naik," ujarnya. (*)