Inilah Pesawat Tempur OV-10F Bronco, Pesawat Sarat Sejarah di Museum Dirgantara Mandala Yogya
OV-10F Bronco adalah salah satu pesawat tempur taktis yang turut aktif dalam berbagai operasi pengamanan kedaulatan RI
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kedaulatan RI tak lepas dari sejarah perjuangan para prajuritnya, termasuk TNI AU. Untuk menjaga keamanan dari udara, TNI AU mengoperasikan berbagai alat utama sistem pertahanan (Alutsista).
OV-10F Bronco adalah salah satu pesawat tempur taktis yang turut aktif dalam berbagai operasi pengamanan kedaulatan RI pada zamannya.
Sejak 2011 lalu, OV-10F Bronco dimuseumkan di Museum Dirgantara Mandala. Ia menambah koleksi pesawat tempur dan dijejerkan di dengan hawk buatan amerika, dan rudal SA-75 buatan soviet, di halaman depan museum.
Pengunjung yang datang dapat menyaksikan secara langsung pesawat yang dijuluki kuda liar tersebut. Pesawat AV-10 Bronco adalah pesawat militer ringan dengan baling-baling dan bermesin ganda buatan Amerika pada tahun 1967.
Menengok sejarah si Kuda Liar, ia pertama kali didatangkan ke Indonesia sembilan tahun setelah di rilis, yakni pada tahun 1976.
Secara bertahap pemerintah Indonesia membeli AV-10F Bronco dimulai september 1976 dengan mendatangkan tiga unit.
Hingga akhirnya Indonesia memiliki 16 OV-10F Bronco dan bermarkas di Skadron 21 Pangkalan Udara Abulrahman Saleh, Madiun.
Pada mulanya pesawat-pesawat jenis ini memiliki registrasi S-101 sampai S-116, kemudian tahun 1979 registrasi S diganti dengan TT, atau sebagai pesawat Tempur Taktis.
Mantan penerbang OV-10F Bronco, yang juga sekaligus mantan Pejabat TNI AU yakni Marsekal Madya Purn Wresniwiro merasa perlu meneruskan sejarah perjuangan si Kuda Liar. Ia lantas membuat buku berjudul "30 Tahun Pengabdian OV-10F".
Di buku itu dijelaskan bagaimana pesawat yang memiliki corak loreng ini bertempur dan akhirnya mendapat julukan Kuda Liar.
Di jelaskan Letkol Sus Yuto Nugroho, selaku Kepala Seksi Bimbingan dan Penyuluhan Museum, pesawat dengan panjang 12,67 meter, yang diawaki dua pilot dan dapat mengangkut lima pasukan ini, sangat sesuai untuk melakukan operasi pertempuran.
Khususnya tugas-tugas operai keamanan dalam negeri untuk memadamkan pemberontakan. Pesawat ini dipersenjatai dua pucuk senjata kaliber 12,7 mm dan mampu mengangkut bom dan roket.
Selain itu untuk melindungi penerbangannya dari peluru nyasar, canopy depan dan lantas dasar Bronco dibalut dengan lapisan anti peluru.
Kelebihan Bronco, ia mampu melaksanakan serangan udara langsung, penyekatan, bantuan tembakan udara, pengintaian dan pemotretan udara, hingga pengawalan helikopter yang dikembangkan menjadi lindung takstis.
