Agenda Jogja

Pokdarwis Lasem Gelar Pameran #KesengsemLasem

Pameran berlangsung sejak 11 April hingga 11 Mei mendatang di Tirana House, Jalan Suryodiningratan

Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: Muhammad Fatoni

Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kelompok Sadar Wisata / Pokdarwis Desa Karangturi Lasem akan menggelar pameran foto, video dan batik #KesengsemLasem.

Pameran berlangsung sejak 11 April hingga 11 Mei mendatang di Tirana House, Jalan Suryodiningratan nomor 55 Yogyakarta.

Sebanyak delapan foto courtesy National Geographic Indonesia (NGI) yang dipresentasikan dalam pameran ini. Foto-foto merupakan hasil tim riset NGI untuk kota Lasem sejak bulan Juli 2015 dan hingga sekarang pun tim riset ini masih sering bolak balik ke Lasem. Tim riset tim NGI di antaranya Mahandhis Y Thamrin, Agni Malagina, Feri Latief. Karya-karya foto yang ditampilkan dalam pameran ini pernah dimuat di National Geographic Indonesia (NGI) dan National Geographic Traveller Indonesia. Dalam edisi Februari 2016, kedua majalah tersebut menampilkan Pecinan Lasem dalam kisah featurenya. 'Corong Candu di Tepian Jawa' terbit di majalah National Geographic Indonesia, dan 'Terbit Rindu pada Bekas Kota Candu' di National Geographic Traveller.

Selain itu, akan ditampilkan pula kumpulan video drone dari Feri Latief. Kumpulan video ini berhasil memberikan gambaran kota Lasem yang terdiri dari empat desa dan tujuh gang, situasi keramaian di jalan sekitar kota tersebut, pantai pesisir, sungai, tambak garam dan sekitarnya, serta gambaran arsitektur gedung-gedung kuno yang kental nuansa Tionghoa.

Pameran ini juga akan memamerkan 60 batik tulis yang dibawa langsung dari kota Lasem. Batik yang dihadirkan merupakan produksi terbaru hingga batik langka yang sudah tidak diproduksi lagi karena pembuatnya sudah meninggal dunia dan tak sempat mewariskan resep pencampuran warna maupun motif batiknya itu sendiri.

Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Lasem secara keseluruhan baik arsitekturnya, batik, nilai-nilai budaya lokal dan sebagainya. Pameran ini juga menggalang dukungan masyarakat untuk membawa Lasem kepada pengakuan sebagai World Heritage Town dari UNESCO.

Lasem merupakan sebuah kota kecamatan, yang menjadi bagian dari Kabupaten Rembang di pesisir Pantai Utara, berjarak 12 km dari Kota Rembang, Jawa Tengah. Kota ini memiliki luas wilayah 4540 Hektar dan dilalui Jalan Raya Pos yang dibangun pada masa pemerintahan Daendels (1808 – 1811). Belakangan, kota ini mendapat aneka julukan Kota Batik, Kota Santri, Kota Tua, Kota Pusaka, hingga Kota Tiongkok Kecil.

Sejarah Lasem tidak bisa dilepaskan dari para peranakan Tionghoa. Itulah yang membuat Lasem unik, sebuah kota kecil berkisar 110 km dari Semarang, di sisi pesisir timur Jawa, tetapi memiliki penduduk Tionghoa yang cukup banyak. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved