Pengemis Ngaku Ayah Marshanda
Marshanda Googling Foto Ayahnya, Diunggah di Instagram
Nyari foto aslinya tapi udah ilang, jadi pake foto dari hasil googling
TRIBUNJOGJA.COM - Marshanda akhirnya mengunggah foto ayahnya kemudian diunggah ke akun instagram miliknya.
Foto itu diunggah setelah Marshanda menemui Irwan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (28/3/2016).
"Nyari foto aslinya tapi udah ilang, jadi pake foto dari hasil googling ☺️ Segala sesuatu akan indah pada waktunya. Dan hal ini ngga cuma berlaku untuk orang-orang yang beruntung secara materi, jabatan, sukses karir, atau hal lainnya yang superficial.
Walaupun kita punya masa lalu yang "kurang baik" di mata masyarakat (bahkan sebagian besar orang menyebutnya "aib yang harus ditutup-tutupi), bukan berarti kita tidak pantas disayangi, diterima, dipahami, dicintai dan dihormati sebagai seorang individu yang masih bernafas.
Papaku orang baik. Dia ngga menipu, ngga meremehkan orang lain, jadi kalo berita seperti ini tentang papa keluar di media saya ngga ngerasa kaget, miris, ataupun malu.
Saya menghormati papa seperti apapun dia. Sama halnya dengan bagaimana saya menghormati mama saya.
Semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Jangan hanya karena "aturan masyarakat" yang nggak tertulis mengenai apa yang "wow" dan apa yang patut dianggap remeh, kita jadi hidup nggak pakai hati dan nggak mengenal cinta lagi.
Kita dilahirkan untuk tujuan yang nggak jauh dari cinta. We are born for a great purpose. Karena Allah SWT sayang sama semua hamba-Nya. Sebersih atau sekotor apapun badan orang itu di bumi saat ini, setebel atau setipis apapun dompet dan jumlah kartu kreditnya hari ini.. Kita semua sama. Kita semua berhak dihormati, diterima, dan disayangi.
#iamGreatbcosMyparentsAreWhoTheyAre #duludansekarang,"
Beberapa jam sebelum Marshanda temui ayahnya di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Caca juga curhat di tumblr miliknya.
Tak heran jika Caca tak malu-malu lagi mengakui ayahnya yang diamankan mengemis di jalanan. Seperti inilah curhat Marshanda sebelum bertemu ayahnya:
"Kalo kita percaya bahwa Allah punya rencana besar untuk kita, maka kita nggak akan malu dengan setitikpun bagian dari perjalanan hidup kita.
Kalo kata sebagian orang kekurangan itu ‘aib’, dan aib harus ditutup rapat-rapat. Let’s check within ourselves. Ada nggak sedikit aja alasan kita nutupin 'aib’ tersebut karena rasa malu? Rasa tidak mau menerima dan mengakui hal itu dalam diri atau hidup kita?
Bukankah kita diajarkan untuk menerima kekurangan dan malah belajar darinya? Menjadi orang yang lebih baik karena pernah salah, mencintai lebih besar dan sungguh-sungguh karena pernah kecewa dan terluka?