Gerhana Matahari Total 2016
Simulasi Gerhana Matahari Total di Yogyakarta
pengunjung akan diajak ke waktu dimana Yogyakarta akan mengalami gerhana matahari sebagian dimana bulan hanya menutup 81% dari matahari.
Penulis: una | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Menjelang berlangsungnya gerhana matahari total yang akan terjadi di Indonesia, Penjelajah Langit bekerjasama dengan Taman Pintar, Pemerintah Kota Yogyakarta, BMKG, dan BPBD untuk mengadakan acara Simulasi Gerhana Matahari.
Selain acara itu juga ada beberapa rangkaian acara lain yang sudah berlangsung mulai 28 Februari hingga 9 Maret 2016 untuk memberikan informasi ke masyarakat luas mengenai gerhana matahari sebagian yang akan terjadi di Yogyakarta.
"Simulasi ini bagian dari rangkaian kami juga tetapi diselenggarakan oleh pihak taman pintar. Di planetarium yang biasanya menampilkan simulasi mengenai hujan meteor dan benda-benda langit, kini karena waktunya sangat pas menjelang gerhana matahari maka secara khusus materi yang ditampilkan adalah simulasi mengenai gerhana matahari," ujar Ghiffari selaku Ketua Panitia Penjelajah Langit Yogyakarta, Selasa (1/3/2016).
Di dalam planetarium, pengunjung akan diajak ke waktu dimana Yogyakarta akan mengalami gerhana matahari sebagian dimana bulan hanya menutup 81% dari matahari. Pengunjung juga akan mendapatkan informasi penyebab terjadinya gerhana matahari total.
Gerhana matahari total merupakan peristiwa dimana cahaya matahari yang akan memancarakan ke bumi terhalang oleh bulan.Pada saat puncak gerhana, sesaat bumi akan terlihat gelap karena matahari tertutup sempurna oleh bayangan bulan. Setelah melewati fase puncak, maka sedikit demi sedikit matahari akan terbuka.
Informasi mengenai bahaya melihat matahari secara langsung juga disampaikan dalam simulasi tersebut. Radiasi cahaya matahari yang sampai ke mata kita sangatlah tinggi, sehingga berpotensi merusak retina mata kita.
Kondisi seperti ini disebut solaretinopati akibatnya penglihatan akan menjadi buram bahkan dapat menimbulkan kebutaan permanen. Untuk itu masyarakat tetap perlu menggunakan alat perantara untuk mengamati gerhana matahari.
Beberapa pengunjung yang hadir terlihat sangat antusias untuk melihat simulasi gerhana matahari. Bagi Dian Nofitasari, informasi tersebut sangatlah penting sehingga sebelum mengalami gerhana terlebih dahulu mendapat informasi yang tepat.
"Ini menarik buat anak-anak. Dengan simulasi ini, kami diberi informasi yang tepat, harus bagaimana melihat matahari. Tidak boleh pake mata telanjang, dan akibatnya kalau tidak pakai pelindung seperti apa juga di informasikan. Dan anak-anak juga excited," ujar Dian Nofitasari, selaku guru Sekolah Dasar Jogja Greenschool. (una)