Festival Kebudayaan Asing Semarakkan Dies Natalis ke-70 FIB UGM
Festival menampilkan berbagai pertunjukkan tari dan musik dari berbagai negara
Penulis: gil | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dalam rangka Dies Natalies ke-70 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, digelar Festival Kebudayaan Internasional pada Selasa (1/3/2016) di Grha Sabha Permana (GSP).
Festival menampilkan berbagai pertunjukkan tari dan musik dari berbagai negara, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Dinas Pariwisata Bantul dan Duta Seni Boyolali.
Perwakilan dari FIB, Wiwik Sushartami, mengatakan selain sebagai perayaan dies natalies, festival ini bertujuan mendorong mahasiswa Indonesia untuk mempunyai minat mempelajari budaya asing.
"Kalau orang asing belajar budaya Indonesia sudah banyak, tapi orang Indonesia belajar budaya asing belum terlalu banyak. Karena itu minat tersebut bisa didorong melalui festival ini," tutur Wiwik.
Selain pertunjukan seni, festival diisi beberapa stand perwakilan dari kedutaan besar negara sahabat, antara lain Amerika Serikat, India, Iran, Perancis, dan Spanyol. Selain itu, juga ada stand dari mahasiswa Jepang dan Korea.
Stand Spanyol menyediakan kudapan khas yang bernama Tapas secara gratis bagi pengunjung.
Makanan ringan tersebut terbuat dari roti kering dengan topping tuna mayones dan balado sayuran. Karenanya, stand Spanyol sangat dipadati pengunjung.
Koordinator Kebudayaan Kedutaan Besar Spanyol, Daniel Plasencia menyebut festival ini sebagai promosi diri bagi negaranya.
"Harapannya, masyarakat Yogyakarta jadi lebih mengenal budaya, kuliner, dan bahasa Spanyol," tutur Daniel.
Sedang stand Iran menampilkan buku-buku bergambar kota-kota antik di Iran. Disediakan pula kudapan khas Iran bernama Halva dengan bumbu khas Iran, Saffron.
Perwakilan kedutaan Iran, Leila Kamyab berharap acara ini dapat mempromosikan pariwisata dan Iran sebagai negara yang aman untuk dikunjungi.
Sekretaris II Bidang kebudayaan, Kedutaan Besar India, Rohit Babbar merasa puas dengan festival ini.
"Ini adalah acara yang baik dimana mempertemukan berbagai negara dalam satu wadah sehingga mengenal satu sama lain, contohnya seni budaya," tutur Rohit. (*)