Adel Si Bocah Transplantasi Hati Menatap Masa Depan dengan Hati Sang Ibu
Walau sudah diperbolehkan pulang, Adel harus mengonsumsi obat tacrolimus seumur hidup untuk mencegah penolakan terhadap organ transplantasi hatinya
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tim dokter terbagi menjadi tiga tim, yakni tim yang menangani Adel untuk mengeluarkan organ hatinya yang rusak, lalu tim dokter yang mengambil sepertiga organ hati sang ibu yang akan didonorkan, serta tim yang bertugas menyambung organ hati baru dengan pembuluh darah adel.
Diakui Ahmad memang tak mudah. Terlebih ukuran pembuluh yang sangat kecil serta terjadi pelengketan.
"Namun di kasus ini, transfusi darah yang dibutuhkan dalam operasi sangat minimum. Artinya tak banyak darah yang keluar. Kami juga hanya memerlukan sedikit antibiotik saja karena tidak terjadi infeksi seminggu usai operasi," urainya.
Tak pernah jauh dari sisi Adel, sang ibu yakni Dwi Purwanti nampak sumringah mendengar kabar bahagia sang buah hati diperbolehkan pulang.
Dengan mata yang berkaca-kaca menahan haru, ia membagikan suka citanya tersebut kepada awak media.
"Alhamdulillah Adel sudah sehat dan boleh pulang. Sekarang berat badan Adel juga naik. Kami sekeluarga senang," ungkapnya.
Wanita berhijab tersebut mengaku tidak mengalami keluhan atau gangguan apapun setelah tiga bulan menjalani operasi donor hati.
"Sama sekali tidak ada sakit. Ini juga saya yakin karena yang melakukan adalah para ahli," ucapnya lantas terasenyum.
Biaya operasi yang mencapai Rp 1,2 miliar tersebut sama sekali tidak dibebankan kepada keluarga Adel.
"Biaya ditanggung pihak RSUP Dr Sardjito, Kagama, serta BPJS," ujar Direktur Utama RSUP dr Sardjito, dr Mochammad Syafak Hanung SpA MPH.
Walau sudah diperbolehkan pulang, Adel harus mengonsumsi obat tacrolimus seumur hidup untuk mencegah penolakan terhadap organ transplantasi hatinya tersebut.
Ia juga diwajibkan kontrol setiap satu minggu sekali untuk dipantau tumbuh kembangnya, sistem pencernaan, IQ, serta hal penting lainnya. (tribunjogja.com)