Wanita Ini Rela 34 Tahun Jadi Guru Ngaji Tanpa Bayaran
Jauh di lubuk hatinya, ia merasakan betapa Allah selalu memenuhi kebutuhannya setiap waktu.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ikrob Didik Irawan
Tak hanya itu, perangkat desa juga ikut andil dalam mengapresiasi kegigihan Atiroh dalam mengamalkan ilmunya.
Bantuan sarana prasarana serta dukungan masyarakat setempat membuat ibu dua anak tersebut senang bukan main.
Ia mengaku, jika kini kehidupannya jauh lebih berkah. Mungkin orang lain melihat kehidupan Atiroh belum bisa dibilang sukses, jika hanya segi materiil yang mereka nilai.
Namun, jauh di lubuk hatinya, ia merasakan betapa Allah selalu memenuhi kebutuhannya setiap waktu.
"Saya belum pernah merasakan membuat surat lamaran kerja. Karena selama ini tawaran mengajar justru datang dari pihak TK dan SD yang meminta saya membantu mengajar di sana. Padahal kalau dipikir, ilmu saya jni tidak seberapa. Alhamdulillah, semua rezeki yang saya dapat tidak lepas dari karunia-Nya," ungkap wanita yang hingga saat ini menghabiskan paginya untuj mengajar di TK tersebut.
Yaya seorang ibu yang anaknya belajar mengaji di sana mengaku bangga dan sangat terinspirasi dengan sepak terjang Atiroh.
"Di zaman yang serba komersil, Bu Atiroh tetap tulus dan giat mengajar santrinya tanpa menarik biaya sepeser pun. Ia mengamalkan ilmu tanpa pamrih, tanpa meminta balasan apalagi upah dari para santrinya," tuturnya. (tribunjogja.com)