Sumarni Prawirosudirjo, Wanita Penuh Jasa bagi Keluarganya
Kemudian, setelah dirembuk oleh Sumarni beserta adik-adiknya, akhirnya tanah tersebut ditebus sendiri oleh Sumarni.
Penulis: usm | Editor: oda
lihat foto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Usman Hadi
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mimik bibir Harsono (52) bergetar saat berkisah tentang kakaknya, Sumarni Prawirosudirjo, ibunda Pramono Anung yang baru saja mangkat.
Seakan suaranya tertahan, dengan nada terbata-bata, Harsono menerawang jauh ingatannya atas jasa kakaknya untuk keluarga.
“Orangtua kan jual tanah. Kalau dulu (jual tanah, red.) sistemnya bagaimana kami nggak tahu. Setelah dirembuk, akhirnya (tanah itu, red.) bisa ditarik lagi, tapi ya diganti. Itu yang paling berkesan,” kenang Harsono.
Tanah itu adalah tanah pertanian milik keluarga, tanah itu terpaksa dijual oleh kedua orangtua mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Ya orang tua dulu kan maklum, anak banyak, kebetuhannya juga banyak,” ceritanya.
Meski hanya sebidang tanah pertanian, tanah itu adalah tanah bersejarah bagi keluarga. Kemudian, setelah dirembuk oleh Sumarni beserta adik-adiknya, akhirnya tanah tersebut ditebus sendiri oleh Sumarni, “Iya dibeli sama bu Sumarni,” terangnya.
Di mata Harsono, Sumarni yang merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, banyak berjasa ke pihak keluarga. Selama ini Sumarni dikenal sebagai pribadi yang perhatian dengan keluarga, terlebih kepada adik-adiknya.
“Banyak mas, kalau ada kesusahan, kalau sana (Sumarni, red.) bisa bantu, pasti bantu,” lugas Harsono yang merupakan anak ke enam dalam trah keluarga.
Sumarni kecil hidup di Dusun Jomblang, Desa Tegal Tirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Setelah menikah dengan Kasbe Prajitna, yang berprofesi sebagai guru, tak lama berselang Sumarni pindah ke Kediri ikut sang suami yang dinas di sana.
Dari perkawinan ini kemudian lahir Pramono Anung, anak ke tiga dari tujuh bersaudara. Dan saat ini, Pramono tengah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Republik Indonesia.
Meski menjadi orang penting, Pramono menurut pihak keluarga di Berbah adalah sosok yang tetap sederhana, “Biasanya Pramono itu datang (ke Berbah, red.) tanpa dikawal, tau-tau di sini,” tutup Harsono. (tribunjogja.com)
