Inilah Dua Perintah Raja Keraton Yogyakarta di penghujung Tahun untuk Abdi Dalem
Pertama adalah pesan agar para abdi dalem loyal, mereka haruslah taat pada peraturan yang diperintahkan oleh Sri Sultan.
Penulis: khr | Editor: Iwan Al Khasni
Kamis pagi tiba-tiba loket bagian barat dari pagelaran keraton sempat ditutup. Tak seperti biasanya pada musim kunjungan wisata, wisatawan yang datang pun harus kecewa. Ada apa?
SELIDIK punya selidik Sultan mengundang para Abdi Dalem dalam pertemuan tertutup sehingga akses masuk ke Keraton untuk sementara waktu ditutup.
Menggunakan mobil minibus dengan nomor polisi AB 10 H, Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X datang ke siti hinggil dari Keraton Kilen Kamis, (31/12/2015) pagi sekitar pukul 09.56 WIB.
Sultan tampak menggunakan pakaian adat Jawa berwarna kuning bermotif bunga langsung masuk ke dalam Siti Hinggil.
Bersama rombongan itu juga nampak mobil dengan nomor polisi B 10 GKR melewati gerbang keben.
Pertemuan ternyata tak erlangsung lama, sekitar pukul 10.08 WIB Ngarso Dalem sudah tampak keluar dari Siti Hinggil dan langsung keluar kompleks.
Pertemuan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HBX dengan para abdi dalem yang dilakukan di Siti Hinggil Keraton itu berlangsung mendadak.
Kesan mendadak itu diungkapkap seorang Abdi Dalem KRT Hastononingrat. "Saya baru dapat telpon dikabari jam 9," ujarnya.
Pertemuan yang digelar tak lama itu hanya dihadiri oleh para abdi dalem dan anak-anak dari Sri Sultan HB X.
Tak tampak para rayi dalem atau adik-adik Sri Sultan hadir dalam pertemuan yang digelar di kompleks Siti Hinggil tersebut.
"Rayi dalem tidak ada kalau putri dalem ada semua," ceritanya.
Dalam pertemuan tersebut Sri Sultan hanya membacakan dawuh atau perintah yang memang ditujukan khusus untuk abdi dalem Keraton Yogyakarta.
"Gak ada (perintah) berkaitan tahta, ini untuk abdi dalme saja," ujar pria yang menjabat sebagai Penghageng Giriloyo.
Apa pesan itu? Ada dua poin utama yang disampaikan Ngarso Dalem kepada abdi dalem yang hadir.
Pertama adalah pesan agar para abdi dalem loyal, mereka haruslah taat pada peraturan yang diperintahkan oleh Sri Sultan.
"Mungkin untuk mengingatkan kita, kalau tidak menurut atau menjalankan perintah kan bisa diberhentikan," ujarnya.
Kedua; Sri Sultan menekankan bahwa Keraton Yogyakarta tidak bisa diwariskan dan tidak bisa dibagi.
Namun dia mengaku tidak mengetahui lebih detail apa makna dari perintah kedua Sri Sultan.
Sri sultan membacakan dua dawuh tersebut dengan bahasa jawa dan didampingi oleh para putrinya. (TRIBUNJOGJA.COM | Khaerur Reza)
