Inovasi Baru, UGM Kembangkan Masker Anti Polusi Asap
Hal ini dilakukan untuk menanggulangi korban bencana asap yang hampir setiap tahun terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Penulis: tiq | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Pristiqa Ayun Wirastami
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kelompok peneliti nanoteknologi dari Universitas Gadjah Mada tengah mengembangkan masker anti polusi asap.
Berbeda dengan masker biasa, masker ini berisi lembaran partikel berukuran nano yang mencegah partikel asap masuk ke paru-paru.
Hal ini dilakukan untuk menanggulangi korban bencana asap yang hampir setiap tahun terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Kuwat Triyana, salah satu anggota peneliti nanoteknologi UGM mengatakan timnya membuat filter untuk nano membran agar bisa menyaring polusi asap.
Menurutnya, ide pembuatan masker yang berisi filter berukuran nano yang terbuat dari polyvinyl alcohol dan chitosan ini sengaja dibuat untuk mengurangi dampak polusi asap kebakaran hutan dan lahan bagi kesehatan.
Meski penelitian masih dalam skala laboratorium, penelitian ini sudah hampir rampung. Bahkan direncanakan akan dibuat 10 produk masker yang akan diuji di lapangan.
"Rencananya kami akan menguji di Palangkaraya. Namun karena asap di sana sudah berkurang, kita alihkan dalam bentuk model asap untuk menguji seberapa jauh partikel asap yang lolos," ujarnya, Senin (23/11/2015).
Beda dengan masker biasa yang memungkinkan 70 persen partikel lolos terhirup masuk ke dalam paru-paru.
Kuwat mengklaim masker yang berbahan dari membran nano ini mampu mencegah partikel asap yang masuk kecuali molekul udara atau oksigen.
Menurut Kuwat apabila sudah berhasil melakukan uji lapangan, masker anti polusi asap ini akan segera diluncurkan dan diproduksi massal dengan harga yang relatif murah.
Hal itu dilakukan dalam rangka mengurangi dampak polusi asap kebakaran hutan yang hampir terjadi setiap tahun. (*)
