Mahasiswa Gantung Diri Kenakan Kaus "Perjumpaan dengan Tuhan"

kaus hitam yang dikenakannya terdapat sablon bertuliskan "Encounter With God" jika di Bahasa Indonesia lebih kurang berarti "Perjumpaan dengan Tuhan".

Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
Net
Ilustrasi: Gantung diri 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Seorang pemuda ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar kosnya, beberapa bagian tubuhnya pun sudah membiru saat ditemukan, Rabu (11/11/2015) malam.

Pemuda yang diketahui berstatus mahasiswa STIE YKPN tersebut bernama Jobpri Sipayung (19), warga asli Simalungun, Sumatera Utara, yang tewas di kamar kosnya daerah Seturan, Depok, Sleman dengan syal menjerat lehernya.

Korban meninggal dalam posisi menggantung menggunakan syal warna merah putih yang dililitkan di leher. Sedangkan bagian atas diikat menggunakan tali rafia yang melintang dari lubang udara pada dinding.

Saat ditemukan, korban meninggal dalam keadaan kaki dan tangan sudah berwarna membiru, mengenakan kaus hitam dan celana pendek dengan kursi di bawahnya.

Tak ada pesan yang ditinggalkan pria yang kesehariannya sebagai mahasiswa tersebut.

Akan tetapi di kaus hitam yang dikenakannya terdapat sablon bertuliskan "Encounter With God" atau jika di Bahasa Indonesia lebih kurang berarti "Perjumpaan dengan Tuhan".

Tidak ada petunjuk apakah ia dengan sengaja mengenakan kaus itu, serta petunjuk mengapa ia nekat menghabisi nyawanya sendiri.

Dari kamar korban sendiri tidak ditemukan surat atau pesan lainnya. Namun dari pemeriksaan pihak kepolisian, di laptop korban ditemukan sebuah surat yang diduga merupakan tulisan terakhir korban.

"Nama : Jobpri Sipayung
TTL : Sarang Padang, 9 November 2015

Aku adalah anak dari bapak J Sipayung dan Ibu K Sebayang, aku punya dua saudara satu abang dan satu kakak, jadi aku adalah anak yang paling kecil, kami adalah keluarga yang sederhana dan bahagia aku bersyukur berada di keluarga kecil ini Tuhan," tulis Jobpri di awal tulisannya dalam file berbentuk microsoft word diberi file 'Mama'.

Dalam paragraf selanjutnya dia juga mengungkapkan perasaannya bagaimana dia menjadi anak yang paling manja, tentang kepribadian yang masih labil serta kesulitannya beradaptasi dalam kehidupannya.

Setelah kurenungi aku mempunyai kepribadian labil yang membuatku sulit beradaptasi dalam hal pertemanan juga memang penting untuk setia dan saling memahami sehingga aku sadar dalam pergaulanku aku tidak memiliki sahabat yang benar-benar mengerti akan hal ini," tulisnya melanjutkan.

Selanjutnya dia juga menuliskan permohonan maafnya kepada orangtuanya karena hingga saat ini belum mampu membahagiakannya.

Di akhir tulisan sepanjang sekitar 2 halaman tersebut dia sempat mengungkapkan kerinduannya kepada sang ibu dan permohonan maaf kepada tuhan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved