VW Combi Truk, Mobil yang Langka di Indonesia
Mata seolah tak berkedip saat melihat mobil klasik Volkswagen dipajang di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, Sabtu (26/9/2015).
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
“Kalau mobil klasik seperti ini, harga tidak bisa ditentukan. Kalau maniak, pasti berapapun harganya akan dibeli,” kata Erwin.
Erwin mencontohkan, harga sebuah VW Combi susah ditebak. Saat ini saja, harga layak jalan dan bagus bisa mencapai Rp 60 juta.
Sementara untuk VW kodok berkisar Rp 40 sampai 50 juta. Jika sudah dimodifikasi cat, aksesoris, hingga upgrade kapasitas mesin, dan audio, harganya bisa mencapai Rp 100 sampai 150 juta.
Dia menambahkan, mobil klasik dan antik itu nantinya juga akan dinilai oleh pengunjung.
Hasilnya, mobil yang menjadi people choice atau pilihan pengunjung akan mendapatkan sertifikat.Adapun dalam pameran dan rally VW yang diselenggarakan hinhha Minggu (27/9/2015) hari ini, pengunjung pameran juga disuguhi dengan beragam pernak pernik VW seperti kaos, hingga aksesoris bekas mobil VW.
“Bahkan, di sini juga ada bursa mobil VW. Kegiatan ini asyik karena bisa meningkatkan pengetahuan sekaligus kekeluargaan para penggemar VW,” imbuh pegiat Volkswagen Club Magelang (VCM) ini.
Bambang Sri Tejo, salah satu pemilik VW jenis Kharmann Ghia menjelaskan, hobi mobil klasik menjadi kegiatannya sejak puluhan tahun. Saat ini, dia memiliki mobil sport Kharmann Ghia yang sudah sulit ditemui di Indonesia.
“Saya sudah maniak VW dan batu akik. Saya saja sampai mencari aksesoris VW sampai luar negeri. Kalau sekarang mobil saya belum saya pamerkan karena masih dicat,” katanya.
Bogi Suseno, Seksi Pelaksana Rally VW Jelajah Wisata Magelang menjelaskan, ada sekitar 75 mobil yang mengikuti rally. Yakni, 40 mobil di kelas retro, 20 mobil di kelas kuno, dan 15 di kelas water cooled.
Untuk etape pertama start rally dari alun-alun Kota Magelang hingga Pemkab Magelang. Kemudian, dilanjutkan etape kedua dari Pemkab menuju finish di kantor Pemkot Magelang.
Sementara, etape ketiga dari Pemkot finish di gedung Tri Bhakti.
“Rally jelajah wisata Magelang ini tujuannya untuk memperkenalkan destinasi wisata di Magelang. Pesertanya berasal tidak hanya dari Jateng dan DIY dari Jakarta, namun juga Bandung dan Bali,” tutupnya. (tribunjogja.com)