VW Combi Truk, Mobil yang Langka di Indonesia

Mata seolah tak berkedip saat melihat mobil klasik Volkswagen dipajang di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, Sabtu (26/9/2015).

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
tribunjogja/agungismiyanto
Sebuah VW Combi berbentuk pick up atau truk lebih menarik dibandingkan model VW lainnya. Bentuk Combi truk ini sangat mulus, bercat biru laut dan bukan merupakan modifikasi. Pemiliknya, mendapatkan mobil langka ini secara susah payah di Jayapura, Irian Jaya. Mobil itu dipamerkan di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, Sabtu (26/9/2015). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Mata seolah tak berkedip saat melihat mobil klasik Volkswagen dipajang di Gedung Tri Bhakti Kota Magelang, Sabtu (26/9/2015).

Mobil pabrikan Jerman keluaran tahun 1958 hingga 1975an ini masih menarik pengunjung yang melihatnya. Bahkan, tangan pun gemas ingin menyentuh aksesoris di dalam mobil klasik ini.

Di jajaran mobil pameran tersebut terdapat VW seri Dakota tahun 1958 , Combi, Safari tahun 1974, hingga Beetle atau dikenal dengan kodok keluaran tahun 1962.

Bahkan, ada replika VW sport jenis Kharmann Ghia yang sangat jarang ditemui di Indonesia.

Namun, sebuah VW Combi berbentuk pick up atau truk lebih menarik dibandingkan model VW lainnya. Bentuk Combi truk ini sangat mulus, bercat biru laut dan bukan merupakan modifikasi.

Pemiliknya, mendapatkan mobil langka ini secara susah payah di Jayapura, Irian Jaya.

“Mobil Combi open cup atau pick up ini mungkin hanya satu-satunya di Indonesia dan langka. Paman saya yang kebetulan mendapatkannya di Jayapura,” kata Erwin Subiyantoro, salah satu penghobi mobil klasik VW kepada Tribun Jogja di sela-sela pameran.

VW combi truk ini memang terlihat gagah dan maskulin dibandingkan dengan seri mobil lainnya. Menurut cerita dari Erwin, mobil ini didapatkan dari misionaris Jerman yang bertugas di Jayapura.

Dimungkinkan, mobil buatan Jerman keluaran tahun 1974 ini dipergunakan oleh misionaris untuk mengangkut barang.

Oleh paman Erwin yang bernama Is (57), mobil ini kemudian dibeli dengan harga belasan juta. Mobil ini kemudian dirawat dengan baik, aksesoris, cat, dan mesin berkekuatan sekitar 1.600 cc menjadi salah satu keunggulan.

Namun, seiring waktu berjalan, mobil ini kemudian dibawa ke Magelang dan saat ini dirawat oleh Erwin. Tak jarang, Erwin memajang mobil ini untuk sekedar pameran.

“Saya juga kerap menggunakannya untuk mengangkut vespa. Mobil ini multi guna dan kapasitas barang bawaannya cukup besar,” kata Erwin yang juga salah satu panitia VW Rally Jelajah Wisata Magelang 2015.

Ratusan Juta

Jika ditanya soal harga truk combi ini, Erwin hanya tersenyum dan malu-malu menyebut angka. Karena hanya bagian dari koleksi dan tidak diperjualbelikan, Erwin mengaku truk tersebut bisa dibanderol angka ratusan juta.

“Kalau mobil klasik seperti ini, harga tidak bisa ditentukan. Kalau maniak, pasti berapapun harganya akan dibeli,” kata Erwin.

Erwin mencontohkan, harga sebuah VW Combi susah ditebak. Saat ini saja, harga layak jalan dan bagus bisa mencapai Rp 60 juta.

Sementara untuk VW kodok berkisar Rp 40 sampai 50 juta. Jika sudah dimodifikasi cat, aksesoris, hingga upgrade kapasitas mesin, dan audio, harganya bisa mencapai Rp 100 sampai 150 juta.

Dia menambahkan, mobil klasik dan antik itu nantinya juga akan dinilai oleh pengunjung.

Hasilnya, mobil yang menjadi people choice atau pilihan pengunjung akan mendapatkan sertifikat.Adapun dalam pameran dan rally VW yang diselenggarakan hinhha Minggu (27/9/2015) hari ini, pengunjung pameran juga disuguhi dengan beragam pernak pernik VW seperti kaos, hingga aksesoris bekas mobil VW.

“Bahkan, di sini juga ada bursa mobil VW. Kegiatan ini asyik karena bisa meningkatkan pengetahuan sekaligus kekeluargaan para penggemar VW,” imbuh pegiat Volkswagen Club Magelang (VCM) ini.

Bambang Sri Tejo, salah satu pemilik VW jenis Kharmann Ghia menjelaskan, hobi mobil klasik menjadi kegiatannya sejak puluhan tahun. Saat ini, dia memiliki mobil sport Kharmann Ghia yang sudah sulit ditemui di Indonesia.

“Saya sudah maniak VW dan batu akik. Saya saja sampai mencari aksesoris VW sampai luar negeri. Kalau sekarang mobil saya belum saya pamerkan karena masih dicat,” katanya.

Bogi Suseno, Seksi Pelaksana Rally VW Jelajah Wisata Magelang menjelaskan, ada sekitar 75 mobil yang mengikuti rally. Yakni, 40 mobil di kelas retro, 20 mobil di kelas kuno, dan 15 di kelas water cooled.

Untuk etape pertama start rally dari alun-alun Kota Magelang hingga Pemkab Magelang. Kemudian, dilanjutkan etape kedua dari Pemkab menuju finish di kantor Pemkot Magelang.

Sementara, etape ketiga dari Pemkot finish di gedung Tri Bhakti.

“Rally jelajah wisata Magelang ini tujuannya untuk memperkenalkan destinasi wisata di Magelang. Pesertanya berasal tidak hanya dari Jateng dan DIY dari Jakarta, namun juga Bandung dan Bali,” tutupnya. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved