Ritual Penghormatan Arwah Leluhur Digelar Tri Dharma

Ratusan umat Tri Dharma melakukan upacara King Ho Ping untuk menghormati arwah leluhur di Kelenteng Liong Hiok Bio Kota Magelang.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: oda
tribunjogja/agungismiyanto
Ratusan umat Tri Dharma melakukan upacara King Ho Ping untuk menghormati arwah leluhur di Kelenteng Liong Hiok Bio Kota Magelang, Jumat (4/9). Mereka percaya dengan upacara ini, setiap manusia tidak lupa akan asal-usul dan juga leluhur mereka. 

Adapun, Rohaniwan Konghucu, Bunsu Aji Chandra menjelaskan, beberapa persembahan yang diberikan umat berupa buah-buahan, jajan pasar, dan daging yang memiliki makna tersendiri.

Menurutnya, tiga jenis Sam sing atau daging ini punya lambang dan makna tersendiri.

"Seperti ada ayam ingkung yang artinya manusia harus meneledani ayam yang selalu mengingatkan untuk rajin bangun pagi. Kemudian, daging babi banyak digunakan untuk celengan untuk menabung, dan berhemat,” katanya

“Sementara, ikan bandeng hewan yang tidak habis ada sisanya. Artinya, juga harus selalu menyisakan. Jadi tidak boleh ada bandeng presto dalam ritual ini," paparnya.

Adapun sesaji lain adalah jeruk, jajan pasar, dan pisang raja. Untuk Jeruk, kata dia, mengandung arti rejeki yang banyak.

Sebab, jeruk banyak mengandung biji. Sementara, pisang raja menyimbolkan pahala yang besar dan setiap saat mudah didapatkan.

“Kami juga tidak boleh menggunakan buah berduri, seperti durian karena bisa melukai dan tidak elok dipergunakan untuk sembahyang,” jelasnya.

Untuk jajan pasar juga mengandung beberapa arti, yakni, gunungan wajik merupakan simbol persaudaraan erat dan sejati.

Dimana, wajik merupakan makanan yang lengket dan terbuat dari ketan yang merekat. Di setiap sesaji juga ada manisan agar hidup menjadi manis dan lepas dari kepahitan. Serta, tebu yang mencerminkan rejeki yang terus menerus.

"Tujuan dari prosesi ini adalah menghormat leluhur, berbakti, agar kita tidak lupa akan asal usul kita,” ucapnya.

Chen Li Wei, Rohaniwan Tao menjelaskan, upacara ini merupakan penghormatan pada arwah-arwah leluhur dan doa agar ada ketengan bagi para arwah.

Di ajaran Tao disebutkan pada prosesi ini para malaikat turun untuk mengampuni dosa-dosa para arwah.

“Kami juga menjamu para arwah ini dengan sesaji. Mereka adalah leluhur yang kami hormati,” ungkap rohaniwan dari Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal ini. (tribunjogja.com)

Makan siang di kantor? Delivery makanan area Jogja aja, klik makandiantar.com

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved