Lomba Rangkai Penjor di FKY 2015
Beberapa jam sebelumnya, sepanjang pagi hingga sore, berbagai lomba kesenian juga digelar di alun-alun Wates. Salah satunya adalah lomba Penjor.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Berbagai pentas kesenian tampil memeriahkan pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Kulonprogo pada Sabtu (22/8/2015) malam.
Beberapa jam sebelumnya, sepanjang pagi hingga sore, berbagai lomba kesenian juga digelar di alun-alun Wates. Salah satunya adalah lomba Penjor berbahan janur.
Seorang peserta, Suharno, mengatakan lomba Penjor memberikan kesempatan dan ruang kreativitas bagi masyarakat yang sehari-hari kerap terlibat dalam persiapan acara pernikahan.
Pria asal Demangrejo yang dikenal kerap merangkai kembar mayang tersebut mengaku antusias mengikuti lomba tersebut.
"Kalau seperti ini saya sudah terbiasa bikin mbarmayang di pernikahan di desa. Bedanya yang ini untuk penanda dalam event FKY," katanya di sela-sela lomba itu.
Dengan pengalamannya itu, praktis keterlibatannya dalam lomba Penjor di FKY Kulonprogo bisa dibilang tanpa persiapan.
Suharno bersama beberapa orang dalam satu kelompok merangkai Penjor secara kerjasama. Harapannya, hasil Penjor rangkaiannya bisa dipajang sebagai bagian dekorasi panggung FKY.
Lomba Penjor dan berbagai lomba kesenian lainnya siang itu hanya merupakan sebagian kecil dari rangkaian pembukaan FKY Kulonprogo di Alun-alun Wates.
Pada malam harinya, beragam pentas antara lain parade lesung anak-anak, pesta kembang api, musik campursari, kesenian angguk, pentas kolosal cerita asli Kulonprogo, Pertarungan Sugriwo dan Subali memeriahkan pembukaan FKY itu.
Minggu malam, para seniman baik teater, sastra dan macapat yang melibatkan Tekape, Sangsisaku, dan Lumbung Aksara mengisi panggung dengan musikalisasi puisi.
FKY di Kulonprogo berlangsung empat hari mulai Sabtu-Selasa (22-25/8/2015).
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan melalui FKY diharapkan Kulonprogo dapat berdandan sesuai tema FKY untuk menghadapi tantangan kemajuan zaman.
Event itu sekaligus sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk tampil dan menunjukkan potensinya dalam berkesenian.
Dengan demikian, harapannya ke depan kesenian dan budaya di Kulonprogo sebagai bagian dari DIY dapat berkembang. "Senimannya semakin berkembang, masyarakatnya bisa mencintai seni dan budaya sendiri," katanya.
