Polemik Sabdaraja

Sultan Emoh Tanggapi Tiga Usulan Rayi Dalem

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, tidak mau menanggapi mengenai tiga opsi rayi dalem

Penulis: had | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM/Hendra Krisdianto
Sri Sultan Hamengkubuwono X 

"Kita tidak mempermasalahkan masalah suksesi. Tapi trah Hamengku Buwono meminta Sultan kembali ke khitahnya," katanya.

Menurutnya, Keraton Yogyakarta memiliki pengalaman seputar suksesi salah satunya pada masa Sultan HB VII.

Saat itu, HB VII mewariskan tahta ke puteranya yang pertama, namun ternyata putera keempat yang baru berhasil menjadi Sultan.

GBPH Prabukusumo menegaskan, sikap dari para rayi dalem yang kedua tersebut, dimaksudkan supaya Sultan dengan Sabdarajanya, dapat dilaksanakan terhadap dirinya sendiri.

"Ngarso Ndalem meninggalkan Pesanggrahan. Mau dimana silakan," kata Gusti Prabu.

Pilihan meninggalkan pesanggrahan, lanjutnya, juga sudah pernah dicontohkan oleh HB VII, dimana saat itu HB VII merasa tidak mampu mengemban amanah karena alasan kesehatan.

HB VII pun menunjuk penggantinya, kemudian meninggalkan Keraton dan menempati pesanggrahan di Ambarukmo.

Adapun tiga sikap tersebut, imbuh Gusti Prabu, semata untuk mempertahankan paugeran Keraton.

Karena keberadaan institusi Keraton telah dijadikan sebagai warisan budaya dan dilindungi oleh Undang-undang. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved