Lanud Gading Siap Beroperasi Juli Mendatang
Landasan Udara (Lanud) Gading di Kabupaten Gunungkidul siap beroperasi sekitar Juli 2015 mendatang
Penulis: had | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, M Nur Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Landasan Udara (Lanud) Gading di Kabupaten Gunungkidul siap beroperasi sekitar Juli 2015 mendatang. Meskipun pengerjaan Lanud tersebut belum sepenuhnya selesai.
Komandan Landasan Udara (Lanud) Adi Sutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama TNI Yadi Indrayadi Sutanadika saat dihubungi, Rabu (15/4/2015) mengatakan, meskipun belum sempurna namun diperkirakan operasional Lanud Gading dapat dilakukan pada Juli mendatang.
Namun mengenai usulan DPR RI tentang penyesuaian jadwal penerbangan AAU dengan penerbangan komersil, pihaknya masih menunggu keputusan dari pusat.
“Pada dasarnya untuk kepentingan nasional kami terserah kebijakan pimpinan, karena kami tidak bisa bergerak tanpa ada kebijakan pimpinan. Jika demikian, maka akan kami laksanakan,” katanya.
Ia mengungkapkan, selama ini jadwal latihan penerbangan dari siswa AAU Yogyakarta setiap hari rata-rata 70-90 flight. Setiap satu penerbangan pesawat latih, rata-rata membutuhkan durasi sekitar satu jam.
Sebelumnya, Rombongan Komisi 1 DPRRI mengusulkan agar kegiatan penerbangan para siswa penerbang Akademi Angkatan Udara (AAU) di Landasan Udara (Lanud) Adi Sutjipto, diatur ulang. Hal itu agar tidak mengganggu jadwal penerbangan pesawat komersil di bandara tersebut.
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, usai melakukan kunjungan ke lokasi calon bandara internasional Kulonporogo, Rabu (15/4/2015) mengatakan, sudah ada kesepakatan dari sejumlah pihak untuk mengatur jadwal penerbangan pesawat latih dari AAU.
“Sudah disepakati, untuk latihan kalau pagi berangkat tapi kalau turun tidak ke Adi Sutjipto melainkan ke Gading (Lanud Gading di Gunungkidul), kalau malam baru pulang ke Adi Sutjipto. Sehingga penerbangan sipil bisa lancar,” katanya.
Ia menjelaskan, selama ini Lanud Adi Sutjipto sudah kelebihan kapasitas. Jika pertahun kapasitas maksimal seharusnya 1,2 juta penumpang, namun di tahun 2014 saja sudah ada sebanyak 6,2 juta penumpang.
“Sehingga ada delay dan penumpang kalau menunggu sudah seperti pasar, maka kita akan mencari solusinya,” kata Sukamta.
Solusi jangka panjangnya, lanjut Sukamta, adalah dengan membangun bandara internasional di Kulonprogo yang saat ini sedang proses pengerjaan. Diperkirakan, peletakan batu pertama dilaksanakan pada 2016 mendatang, dan penyelesaian paling cepat pada 2019.
“Sebelum pembangunan selesai, kan itu pertumbuhan penumpang semakin hari terus naik. Maka alternatifnya adalah pesawat latih diatur jadwalnya dengan (Lanud) Gading,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. (tribunjogja.com)