Watu Gajah di Merapi Pikat 75 Ribu Wisatawan

Watu gajah memiliki keunikan, yakni wujudnya besar menyerupai gajah. Konon, pada zaman dahulu, batu tersebut sering digunakan untuk bertapa.

Editor: Sulistiono
Hamim Thohari/Tribun Jogja
Suasana out bond di desa wisata Kelor, Bangunkerto, Turi, Sleman, Sabtu (7/6/2014). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penting Sari, desa wisata di lereng Gunung Merapi tiap bulanya dikunjungi sekitar 500 hingga 3.000 wisatawan. Dusun Penting Sari masuk wilayah Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Desa ini dikenal lantaran keberadaan watu gajah, watu gendong, watu payung, watu persembahan, dan watu dakon. Watu gajah memiliki keunikan, yakni wujudnya besar menyerupai gajah. Konon, pada zaman dahulu, batu tersebut sering digunakan untuk bertapa.

Dusun berpenduduk 400 jiwa tersebut resmi menjadi desa wisata sejak 15 April 2008. Hingga saat ini Penting Sari sudah dikunjungi tidak kurang dari 75 ribu wisatawan. Selama di desa wisata tersebut, pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas area out bond dan camping ground.

Ketua Desa Wisata Penting Sari, Sumardi, mengatakan, desanya menawarkan layanan bermalam di rumah penduduk. Banyak wisatawan dari mancanegara dan luar kota tertarik fasilitas tersebut.

Setidaknya ada 70 rumah warga yang dijadikan homestay. Hanya membayar Rp100 ribu, wisatawan sudah bisa bermalam dan merasakan kehidupan pedesaan.

“Tarif yang kami patok sama, tidak ada bedanya antara menginap di rumah bagus dan rumah biasa saja”, tambah Sumardi.

Banyaknya jumlah kunjungan ke Penting Sari merupakan hasil kerja keras masyarakat dalam mengembangkan potensi desanya.

Penting Sari telah meraih beberapa penghargaan, di antaranya juara satu Lomba Desa Wisata se- Yogyakarta 2012, Citra Pesona Wisata/Cipta Award 2011 dan 2012, penghargaan dari PBB “Apreciation as A Best Practise of Tourism Ethics at Local Level” pada 2011.

Kabupaten Sleman sendiri mempunyai 38 desa wisata. Selain Penting Sari, di daerah Kelurahan Bangun Kerto, Kecamatan Turi, terdapat desa wisata Kelor.

Dusun Kelor menjadi desa wisata sejak 2006. Endro Herwanto selaku Ketua Desa Wisata Kelor menerangkan, keberadaan rumah joglo yang dibangun pada 1835 menjadi daya tarik Desa Kelor. Alam asri dilengkapi area out bond dan tracking sungai memikat wisatawan.

Dusun Kelor mampu memperoleh pemasukan rata-rata Rp35 juta tiap bulanya. Dengan pemasukan yang besar, warga dapat membangun insfrastruktur desa dan meningkatkan kesejahteraan warga. “Saya berharap pemerintah membantu promosi desa wisata yang ada di Sleman,” kata Endro. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved