Goeboeg Resto Ubah Konsep Jadi Restoran Sunda - Oriental
Saat pertama kali buka pada Agustus 2003 silam, Gooeboeg Resto mengusung konsep rumah makan pemancingan.
Penulis: tiq | Editor: tea
Laporan Reporter Tribun Jogja, Pristiqa Ayun Wirastami
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Saat pertama kali buka pada Agustus 2003 silam, Gooeboeg Resto mengusung konsep rumah makan pemancingan. Para tamu yang datang bisa memilih menu ikan yang mereka inginkan dengan memancing sendiri. Pihak restoran pun menyediakan berbagai macam alat pemancingan.
Namun seiring perkembangan bisnis Goeboeg Resto yang makin pesat, tamu yang datang pun makin banyak. Tak hanya dari kalangan bawah, tetapi kalangan menengah dan atas pun mulai melirik restoran yang terletak di Jalan Wonosari no 244, Wonocatur, Bantul ini.
"Karena jumlah tamu yang makin banyak, kami makin kewalahan melayani permintaan tamu untuk memancing sendiri," kata Riswanto, Marketing Goeboeg Resto, Sabtu (10/5/2014).
Diakuinya, jika konsep pemancingan tetap dipertahankan maka pelayanan terhadap tamu pun akan berkurang. Hingga akhirnya diputuskan konsep rumah makan pemancingan pun diubah menjadi restoran dengan konsep makanan jawa - sunda dan oriental, walaupun kolam ikan pun masih dipertahankan. Ikan-ikan yang dimasak pun selalu dalam keadaan segar.
Kini Goeboeg Resto tak hanya menyediakan menu-menu ikan saja, tapi juga menu ayam dan daging. Beberapa masakan pun condong ke masakan oriental seperti misalnya sapi lada hitam, ayam ca jamur, dan masih banyak lagi.
"Menu-menu baru yang kami hadirkan tersebut pun dulunya atas permintaan tamu. Kami pun mencoba mengembangkan," jelas Riswanto.
Sebab menurut Riswanto, semakin banyak tamu maka semakin banyak pula variasi permintaan masakan berdatangan.
Selain urusan menu, Goeboeg Resto juga memiliki keunggulan lain. Goeboeg Resto tak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga dapat digunakan untuk mengadakan meeting. Restoran ini mempunyai dua ruangan meeting yang masing-masinh kapasitasnya adalah 70 orang dan 30 orang. (tiq)