Gempa Kebumen
Belum Aplikasikan Sistem Tahan Gempa, Delapan Bangunan di Bantul Roboh
Sebagian yang roboh juga bukan merupakan bangunan utama rumah.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Gempa berkekuatan 6,2 SR yang terjadi di Kebumen, Sabtu (25/1/2014) mengakibatkan robohnya delapan unit rumah milik warga di Bantul. Empat diantaranya berada di kelurahan Srigading, Sanden, Bantul. Serta bangunan lainnya berada di kelurahan Gadingsari, Sanden.Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kemarin. Sebagian yang roboh juga bukan merupakan bangunan utama rumah.
Dari data yang dihimpun anggota TNI, bangunan yang roboh dimiliki oleh Sambio, Suharsoyo dan Supilah, warga dusun Soge, Srigading, Darmo Pawiro dan Rejo Wiyono warga Gokerten, desa Srigading, Widi warga Dusun Nanggulan, Gadingsari, serta Jumari dan Panut warga Wonorejo 1, Gadingsari.
Menurut Sujatno, Sekretaris Kecamatan Sanden, semua bangunan yang roboh merupakan konstruksi lama. Pembangunannya pun belum menerapkan konstruksi yang tahan gempa.
"Kebanyakan bangunan yang ambrol ini merupakan bangunan tua. Belum menggunakan konstruksi yang tahan gempa," terang Sujatno, Senin (27/1/2014).
Ia menambahkan, semua data korban gempa sudah masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Bantuan berupa tenda, selimut dan sembako juga sudah diturunkan.
Untuk membantu membersihkan puing-puing sisa bangunan yang roboh, pagi kemarin anggota TNI melaksanakan karya bakti di Desa Tirtohargo dan Srigading.
Letkol (Kav) Dedy Setiawan S Sos, Komandan Kodim (Dandim) Bantul mengatakan, pihaknya siap diterjunkan untuk membantu masyarakat.
"Kita siap diterjunkan membantu masyarakat untuk mengatasi bencana," tegas Dandim. (TRIBUNJOGJA.COM).