Ada Lampu Hias di Jalan Malioboro
Lampu bermerek Philips itu diprogram mampu berubah-ubah. Merah, hijau dan biru bergantian menyala bergantian dengan kekuatan 80 watt.
Penulis: Hendy Kurniawan | Editor: Ikrob Didik Irawan

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hendy Kurniawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ada pemandangan baru di ruas tepi barat maupun timur Jalan Malioboro. Penataan kawasan tersebut kali ini dilanjutkan dengan program City Beautification, yakni memasang lampu hias di tepi jalan dan bangunan heritage yang tersebar di sepanjang Malioboro.
Setelah menyelesaikan proses pengadaan, lampu-lampu yang ditanam di wadah terbuat dari batu alam berbentuk persegi mulai dihidupakan hari ini (kemarin). Lampu bermerek Philips itu diprogram mampu berubah warna dalam waktu tertentu. Merah, hijau dan biru bergantian menyala bergantian dengan kekuatan 80 watt.
Kepala UPT Malioboro Syarif Teguh Prabowo menjelaskan, program tersebut diambilkan anggaran dari Pemda DIY sebesar Rp 1 miliar yang masuk dalam APBD Murni Kota tahun 2013. Alokasinya, Rp 800 juta untuk penataan lampu dan Rp 200 juta untuk membuat dua mobile stage (panggung keliling).
"Kami sudah sosialisasikan program ini kepada Pemda DIY. Artinya, ini dilakukan sebagai pendukung rencana penataan Malioboro oleh provinsi (Pemda DIY)," ujar Syarif, Kamis (31/10).
Disebutkan ada 30 titik pemasangan lampu hias di tepi Maliboro. Mulai dari ujung utara sampai sekitar wilayah Dagen, atau tepatnya di selatan Mal Malioboro. Namun, yang sudah dipasang saat ini baru sampai di selatan gedung DPRD DIY. Sedangkan yang telah menyala baru di jalur pedistrian sebelah barat atau bekas taman yang pernah ditanami rumput gajah beberapa waktu lalu.
Sementara, untuk sisi timur Malioboro memang sudah dipasang rumah lampu berbahan batu kali. Namun dari pengamatan Tribun Jogja, unit lampu belum dipasang sehingga tidak memancarkan cahaya warna-warni seperti di sisi barat.
"Kami sudah memiliki perspektif, bahwa bentuk penataan yang dilakukan tidak akan berbenturan dengan konsep dari provinsi. Artinya, lampu ini tidak akan diubah saat propinsi mulai menata Malioboro nantinya," tukas Syarif.
Seperti diketahui, Pemda DIY telah melakukan studi yang menggandeng Bappenas sejak tahun lalu. Tujuannya untuk melakukan rancangan konsep penataan yang berorientasi menjadikan Malioboro sebagai kawasan semi pedistrian.
Wacana yang sempat dilontarkan adalah memindahkan parkir dari sisi timur ke sisi barat. Kemudian menjadikan area sisi timur sebagai kawasan pejalan kaki. Muaranya terbesarnya adalah hanya mengizinkan transportasi publik melintas di land mark Yogyakarta ini.
Prose pengerjaan dan pemasangan lampu hias ini masih terus berjalan meskipun tahun anggaran tinggal menyisakan waktu efektif dua bulan. Diperkirakan sebelum akhir tahun seluruh rencana city beautification tersebut sudah dapat direalisasikan.
Lampu Heritage
Pemasangan lampu sorot untuk 40 titik bangunan heritage pun sedang berjalan. Tercatat beberapa bangunan di sebelah utara Jalan Malioboro telah dipasang lampu yang ditempelkan dengan tiang besi. "Tinggal dihidupkan saja. Program dan lampunya sudah dipasang," ujar Syarif.
Sedangkan untuk bangunan heritage di sisi tengah sampai selatan belum dipasang lampu tersebut. Direncanakan, lampu dengan kekuatan 88 watt sampai 132 watt ini dipasang sampai ke Gereja Ngejaman dan Gaok Pasar Beringharjo di sisi selatan.
Selain itu, sejumlah bangunan heritage yang dipasangi lampu tersebut adalah toko Kimia Farma, Library Centre, Circle K, toko Alam Baru dan lainnya. Tujuan pemasangan ini, kata Syarif, untuk menampilkan bentuk heritage dari Malioboro yang merupakan kawasan cagar budaya.