Merapi Semburkan Debu
Gemuruh Membuat Kaca Rumah Bergetar
“Suaranya gruduk-gruduk, sampai sekitar 20 menitan. Kaca rumah juga kelihatan bergoyang"
Penulis: oda | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN – Suara gemuruh Gunung Merapi, Senin (22/7/2013) sekitar 03.30 WIB membuat kepanikan warga lereng wilayah Klaten, di Desa Tegalmulyo dan Balerante. Sebab, suara gemuruh tersebut mengingatkan kejadian pada 2010 sebelum Merapi akhirnya meletus.
“Suaranya gruduk-gruduk, sampai sekitar 20 menitan. Kaca rumah juga kelihatan bergoyang. Tentu saja hal itu membuat panik kami, karena mirip ketika akan meletus pada 2010 lalu,” Ranustiko (60), warga Dukuh Canguk, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang.
Saat itu, warga langsung keluar rumah untuk mengungsi. Ranustiko sendiri mengungsi bersama istri dan anaknya menaiki motor. Warga mengungsi ke Surowono.
Hal senada juga dikatakan seorang ibu bernama Sugeng, asal Dukuh Balerante, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Awalnya ia mendengarkan suara gemuruh yang sangat kencang. Ia kemudian keluar rumah dan melihat puluhan warga berlarian turun ke bawah.
“Warga kemudian berkumpul di balai desa (Kemalang). Dalam pengungsian, terjadi hujan pasir yang lembut turun sekitar pukul 04.30 WIB. Hujan itu hanya berlangsung sekitar 15 menit,” ucapnya saat kembali pulang.
Sebelum gemuruh tersebut muncul, hujan dengan intensitas sedang sudah turun di sekitar lerang Merapi sekitar pukul 23.00 WIB. “Hujan masih turun ketika suara gemuruh dan hujan itu muncul. Sekitar pukul 05.30 WIB hujan sudah reda,” kata Widodo, sorang relawan di Balerante.
Warga kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka kemudiank menjalankan aktifitas, maupun membersikan rumah atau perabotan dari debu pasir yang masih menempel. (*)