Wisata Malioboro
Pemkot Yogyakarta Lindungi Andong dan Becak
"Andong dan becak harus dipertahankan sekaligus dibina. Keduanya menjadi ikon pariwisata yang bisa dinikmati wisatawan selama keliling kota Jogja.”
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Becak dan andong di kawasan wisata Malioboro dipandang Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto (55) sebagai sesuatu yang unik. "Andong dan becak harus dipertahankan sekaligus dibina. Keduanya menjadi ikon pariwisata yang bisa dinikmati wisatawan selama keliling kota Jogja,” katanya.
Ia mengatakan upaya untuk membina transportasi tradisional itu sudah dilakukan dengan mengeluarkan izin operasional. Bahkan sudah ada pendataan, dan setiap kendaraan diberi identitas pelaporan aduan. "Untuk pendataan dan pemberian nomor aduan sudah terlaksana dengan baik," ujarnya.
Penertiban andong dan becak untuk mendukung pariwisata juga disampaikan Kepala Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Tri Mulatsih. Surat ijin operasional itu efektif untuk mengantisipasi masuknya becak dari luar kota.
“Kami mengoptimalkan andong dan becak yang ada untuk mendukung pariwisata. Program untuk optimalisasi pengemudi becak lokal ini kita sebut dengan program Zero Growth, sekaligus untuk mengoptimalkan lapangan kerja para kusir dan pengayuh becak,” katanya.
Agar becak dan andong mampu mendukung pariwisata, maka juga dilaksanakan upaya pembinaan dan pengembangan becak dan andong secara berkala. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan saat ini sudah tidak lagi mengembangkan becak maupun andong wisata secara fisik, tetapi dengan pendampingan terhadap perilaku kusir andong dan pengayuh becak agar lebih sadar pariwisata.
“Melalui pendampingan dan pengembangan nonfisik ini kita akan memberikan pelatihan mengenai bagaimana merawat becak maupun andong hingga pelayanan yang baik terhadap wisatawan,” katanya.
Ia mengaku pendampingan terhadap andong dan becak dalam bentuk fisik belum akan dilakukan dalam jangka pendek ini. Hal itu didasarkan adanya pengalaman pemberian bantuan fisik kepada pengayuh becak pariwisata.
“Kita pernah member bantuan 100 buah becak untuk stimulant becak wisata, tetapi banyak yang diselewengkan. Ada beberapa becak wisata itu dijual keluar daerah,” kata Tri.